Coro merupakan bahasa jawa dari kecoak, omong coro bermakna omongan ngelantur tapi dapat dinyatakan jujur. Maka ketenangan serupa apa lagi yang dicari di dunia yang fana ini selain kejujuran. Tulisan berikut merupakan contoh dari omong coro.

Search This Blog

Translate

About Me

My photo
Hi, saya pungkas nurrohman yang mencoba dewasa dengan jalan-jalan

Wednesday, 26 March 2025

Ini yang Saya Dapatkan Setelah Ikut Konferensi Wikisource 2025


Sesi Foto setelah Meetup LGBT+ saat Konferensi Wikisource (Noé, CC0, via Wikimedia Commons)

Beberapa hari kemarin saya mendapat kesempatan mengikuti konferensi wiki-wikian lagi, tapi konferensi ini berbeda dengan konferensi wiki yang sebelumnya. Bedanya adalah para pesertanya dan topik pembahasannya. Pada konferensi wikinusantara yang terlaksana di Bogor, pesertanya hanya kontributor Indonesia saja, namun konferensi yang satu ini pesertanya tidak hanya dari Indonesia. Topik pembahasannya juga saat dalam konferensi wikinusantara semua proyek yang dimiliki Wikimedia, namun saat konferensi yang akan saya ceritakan ini, topik pembahasannya hanya berkutat dengan wikisource saja.

Untuk memberikan konteks, wikisource adalah proyek wikimedia yang berfokus pada literasi. Proyek wikisource seakan ingin menciptakan perpustakaan bebas yang dapat diakses oleh siapapun. Kerja kontributor dalam proyek ini juga beragam, ada yang menyumbangkan kemampuan untuk melakukan uji-baca seperti menyematkan kode-kode yang sempat saya buat catatan, atau melakukan penambahan koleksi dengan mengakumulasi kerja-kerja kontributor tadi menjadi satu halaman utuh.

Nah dalam konferensi kemarin berbagai peserta melakukan presentasi terkait usaha-usahanya dalam berkontribusi di wikisource. Kontribusi atau usaha-usaha yang dilakukan tidak terbatas pada yang saya sebutkan di atas, namun selama bersinggungan dengan wikisource diperbolehkan untuk berbagi kisah, cerita dan kendala. Apa saja yang dilakukan dalam komunitas atau negara mereka presentasikan dengan harapan hal ini dapat diketahui orang lain dan dapat menjadi pelajaran.

Konferensi yang berawal dari rapat bulanan grup pengguna wikisource seluruh dunia ini sebetulnya dilaksanakan untuk memfasilitasi para kontributor yang telah lama tidak berbagi pengetahuan. Terakhir muncul ide untuk mengadakan wikisource di Warsawa, Polandia pada 2020. Namun ide tersebut gagal, dikarenakan pada saat akan dilaksanakan ada pandemi Covid-19 dan semua negara melarang untuk bepergian. Sebelumnya konferensi pertama terlaksana di Wina, Austria pada 2015. Jadi terhitung sudah 10 tahun para kontributor tidak berbagi pengalaman secara tatap muka.

Pada tahun ini konferensi yang diadakan di Bali pada 14-16 Februari 2025, cukup seru memang meskipun saya tidak dapat menangkap materi yang dipresentasikan secara keseluruhan. Karena kemampuan berbahasa inggris saya yang kurang fasih. Tapi kurang lebih saya dapat memetik beberapa pelajaran yang dipresentasikan di tiga hari tersebut. Seperti proses pengarsipan manuskrip nepal yang dilakukan oleh archivenepal salah satunya. Monish Singh menunjukkan perjuangan mereka dalam mendokumentasikan arsip-arsip kuno. Topografi nepal yang dilalui pegunungan tinggi ini menjadi tantangan tersendiri, dimana arsip-arsipnya membeku dan wajib untuk dijemur dahulu agar dapat dibuka dan didokumentasikan.

Kisah-kisah unik terkait pengalaman kontributor lain yang rasanya dapat menjadi bahan bakar dalam berkontribusi lebih mendalam di wikisource. Ada banyak pekerjaan yang bisa dilakukan dalam proyek satu ini. Meskipun tidak mendapat upah apapun dalam berkontribusi, tapi bahan bakar ini dapat memberi pemahaman baru bagi saya yang masih belum mengetahui guna wikisource dalam keseharian. Apalagi saat konferensi ini juga saya bertemu secara langsung dengan Om Ben, seorang sesepuh yang malang melintang dalam hal perwikian. Sesi diskusi unconference pun menjadi sangat menarik saat saya bertemu kontributor lain semumpuni Om Ben.

Hal menarik lagi adalah saat saya mengikuti sesi Meetup LGBT+. Saya menangkap ada sudut pandang ketidak adilan dari para hadirin yang turut berbicara dalam kopdar tersebut. Ada Eduardo yang mengeluhkan pembatasan-pembatasan yang dilakukan pemerintahnya dalam mengekspresikan LGBT+ di Republik Dominika, selain itu ada mbak-mbak feminis yang mengamini pernyataan Eduardo dan berbagi hal tersebut juga terjadi di Perancis.

Setidaknya meskipun banyak hal yang saya bingungkan saat konferensi, tapi saya dapat mengambil kesimpulan bahwa wikisource merupakan platform yang cukup berguna bagi pelestarian arsip dan alat untuk berbagi literasi yang cukup berguna. Namun sejauh ini saya masih belum siap berdiskusi mengenai masalah teknis wikisource yang dihadapi di negara lain. Untungnya ada teman-teman Indonesia yang siap menjadi interpreter saat saya ingin menggali lebih dalam mengenai presentasi-presentasi para presenter di konferensi ini.

0 comments:

Post a Comment