Beban yang Brak-Bruk
Dalam Rangka Ospek |
Beberapa hari ini saya sudah mulai sibuk tidak keruan. Selain mengurus anak saya yang baru seumur jagung, saya juga mengurus komunitas dan juga ditambah lagi daftar kuliah. Saya kira semua itu dapat teratasi dengan baik dan bebannya tidak terlalu besar, tapi perkiraan saya salah. Bebannya lumayan berat dan pada artikel kali ini saya akan mengungkap beban saya yang saya tanggung beberapa minggu terakhir itu.
Mengurus Anak Seumur Jagung
Namanya juga bayi, pasti akan repot untuk mengurusnya. Bukan bermaksut berkeluh kesah, tapi faktanya memang sunguh repot. Meskipun menikmati dalam kesibukan ini cukup menguras waktu dan tenaga. Mulai dari mengurusi pakaiannya, bergantian shift jaga dengan istri dan setumpuk urusan rumah tangga lainnya. Tanpa disadari karena sangat menikmati dalam urusan yang satu ini, kerap saya baru sadar waktu berjalan begitu cepat. Patokan waktu saya biasanya pada jadwal menerima gaji dan saat ini patokan waktunya bertambah menjadi jadwal posyandu anak.
Mengurus Komunitas Wikimedia Manokwari
Sedikit bercerita tentang komunitas. Sebelumnya yang sudah saya ceritakan, akhir-akhir ini saya cukup menggandrungi berbagai proyek wikimedia (termasuk Wikipedia). Dan saya berupaya untuk membantu wikimedia ini dengan mendirikan komunitas di Manokwari. Tujuan saya sesederhana mengenalkan Papua dan wikimedia. Karena seperti yang kita ketahui sekarang, berbagai artikel Wikipedia menjadi rujukan. Betapa terbantunya dunia jika berbagai pengetahuan tentang papua menghiasi berbagai proyek Wikimedia.
Sebetulnya komunitas ini merupakan program dari wikimedia Indonesia, yang diperuntukkan kepada kumpulan kontributor pada proyek wikimedia. Namun saya dengan nekatnya mengajak orang sekeliling untuk bergabung di Komunitas, tanpa mereka tahu berbagai proyek wikimedia. Jadi tugas komunitas bertambah, yang awalnya hanya mewadahi para kontributor, jadi bertambah dengan melakukan edukasi dan mengajak orang lain untuk berkontribusi di Wikimedia.
Karakter Wikimedia ini seperti organisasi kesukarelawanan lainnya, tidak ada benefit langsung yang ditawarkan kepada kontributornya. Nah ini yang menjadi berat, karena orang yang diajak pasti akan bertanya mereka mendapat apa. Jika tidak memiliki keinginan untuk mempublikasikan Papua pasti akan enggan untuk diajak bergabung.
Daftar Kuliah
Meskipun saya bekerja di Universitas, ternyata tidak mudah juga untuk bekerja sambil kuliah. Selain pengaturan jadwal untuk bekerja dan kuliah, ternyata ada juga berbagai faktor yang luput dari perkiraan. Mulai dari dosen yang killer, jam kuliah yang sering kali molor, dan tugas yang lumayan menumpuk. Berbagai faktor yang tidak terprediksi ini yang membuat emosi dan saya memutuskan untuk tidak melanjutkan kuliah. Meskipun sebelumnya saya mengikuti masa orinentasi alias ospek. Saya memilih untuk berhenti ditengah jalan dan tidak melanjutkannya.
Ternyata ketiga hal tersebut tidak semudah yang difikirkan, mungkin jika berjalan satu persatu akan lebih fokus, lha ini jalannya keroyokan. Jadinya malah kurang fokus dan cenderung bebannya menumpuk jadi satu dan menimpa langsung dipunggung. Kata teman kantor, “mirip cicak yang tertimpa papan”. Langsung bruk tanpa bisa melawan. Ini dapat menjadi pelajaran berharga saya yang kini sudah menyandang gelar bapaknya Umar. Jika mengambil peran harus dipertimbangkan mampu atau tidak. Jika tidak mampu, tidak perlu terburu-buru, masih bisa tertunda.
Dari ketiga kesibukan tersebut saya memilih untuk meng-amputasi kuliah, karena tidak ada risiko sama sekali. Paling hanya rugi uang SPP yang hanya 2,5 juta saja. Pasti dapat tertutup dengan uang lainnya. Sementara segini dulu blog kali ini. Memang hanya berisi ocehan paripurna dari saya yang tidak sempurna. Semoga bisa rutin lagi mengoceh di blog ini, sayang jika tidak terpakai saya bayar domen setahun sekali. Sekian.
0 comments:
Post a Comment