Titip Dolar
Akhirnya saya melakukan diversifikasi investasi. Setelah hanya berinvestasi di saham mulai tahun 2015. Kemarin dengan kesadaran penuh saya memasukkan uang di dollar. Sebetulnya penyebabnya sederhana, hanya karena membaca dan mendengar beberapa kali investasi enthusiast berbicara mengenai tapering yang dilakukan bank sentralnya Amerika. Saya mulai mendengar hal ini sejak kasus covid di Indonesia sudah mulai dapat dijinakkan. Sekitar bulan Agustus. Tapi saya masih belum berminat untuk memindahkan investasi ke dolar.
Hingga pas saya punya uang dan baru akan dipakai bulan April besok. Awalnya saya tidak ingin mengambil risiko penurunan nilai investasi dan mendepositokan uang ini. Tapi seperti yang kita ketahui, bunga deposito hanya bisa terasa jika uangnya banyak, sedangkan uang yang saya miliki ini hanya 10 juta saja. Mungkin jika memasukkan uang sekecil ini ke deposito bunga investasinya akan kalah dengan harga materai. Lantas saya mencoba mencari alternatif investasi di pasar uang. Kalau saya membeli dolar pasti akan terkena dampak tapering dan harga dolar akan naik drastis.
Sedikit gambaran bagi pembaca yang belum tahu tapering itu apa. Tapering adalah aksi serap dolar oleh The Fed yang sebelumnya mereka melakukan aksi bagi-bagi dolar untuk mensubsidi warga Amerika saat covid melambung. Kabarnya tapering dilakukan oleh bank sentralnya Amerika tersebut karena inflasi Amerika sudah mulai naik. Inflasi naik dikarenakan uang yang beredar di masyarakat tinggi, sehingga untuk menjaga inflasi mereka melakukan penyerapan dolar.
Biasanya jika dolar ditarik begini akan menaikkan nilai tukar dolar di berbagai negara. Karena meskipun yuan sudah mulai ingin menggeser dolar, tapi dolar tetap menjadi tolok ukur nilai tukar mata uang negara-negara di dunia. Jadi jika dolar ditarik oleh Amerika pasti dolar di negara lain juga akan terserap ke sana. Cara penarikan dolar tidak serta merta langsung diambil Amerika. Hal yang paling memungkinkan untuk dilakukan The Fed adalah menaikan suku bunga. Jika suku bunga tinggi maka pemilik dolar akan beramai-ramai untuk menabung atau mendepositokan dolar yang mereka miliki.
Saya mencoba meneliti kembali apa asumsi saya itu benar dengan mempelajari aksi tapering yang dilakukan Amerika pada tahun 2013. Saat itu Amerika sempat terimbas krisis ekonomi dan mereka melakukan tapering setelah melakukan aksi subsidi. Alhasil rupiah melemah dan dolar harganya naik. Kenaikan sekitar 5%. Agak riskan memang memakai data seperti ini. Bisa saja kondisi saat ini sama sekali berbeda dengan kondisi kemarin. Maka dari itu saya membatasi risiko dengan hanya memasukkan 2,5 juta saja.
Nah sekarang bagaimana saya bisa membeli dolar. Saya mencoba merenung kembali. Dan saya menemukan jawaban, dengan menitipkan uang saya pada saudara yang memiliki tabungan BCA dolar. Cara ini cukup relevan sepertinya, karena selain mudah untuk dilakukan hal ini juga cukup aman. BCA dolar ini memiliki cara semudah melakukan transfer antar rekening saja. Setelah saya melakukan transfer ke saudara, dan saudara melakukan transfer ke rekening dolarnya, maka uang 2,5 juta saya tadi sudah sukses menjadi dolar. Saat itu uang saya sudah berubah menjadi 173,9 dolar. Yang perlu dicatat jika titip dolar seperti ini adalah bukti transaksi. Nantinya bukti ini dapat digunakan sebagai bukti agar tidak ada kesalahan pahaman.
Seperti halnya transfer biasa, kita tetap akan mendapat bukti transfer dengan informasi terperinci. Saya lampirkan bukti transfer di atas ini bukan untuk pamer harta ya, tapi untuk pelajaran bagi teman-teman yang ingin memasukkan uang ke BCA dolar. Informasi yang paling berharga adalah kapan kita membeli, dengan harga dolar berapa, dan mendapat berapa dolar. Ketiga hal ini yang harus disimpan hingga uangnya kita ambil kembali dalam bentuk rupiah.
0 comments:
Post a Comment