Coro merupakan bahasa jawa dari kecoak, omong coro bermakna omongan ngelantur tapi dapat dinyatakan jujur. Maka ketenangan serupa apa lagi yang dicari di dunia yang fana ini selain kejujuran. Tulisan berikut merupakan contoh dari omong coro.

Search This Blog

Translate

About Me

My photo
Hi, saya pungkas nurrohman yang mencoba dewasa dengan jalan-jalan

Friday, 17 September 2021

Cerita Mendaftar Haji di Manokwari


Cara Mendaftar Haji Bagi Pendatang di Papua

Haji adalah rukun iman kelima yang wajib dipenuhi oleh setiap umat islam, termasuk saya. Kemarin pas sebelum nikah saya memiliki rejeki untuk mendaftar haji. Karena sebuah rukun menurut saya adalah sakral, lebih sakral dari yang berhukum sunah. Mungkin saya bisa saja mendaftar umroh dan melawat ke tanah suci, tapi umroh kan berhukum sunah, sedangkan haji adalah rukun. Umroh tanpa haji menurut saya seperti membaca surat pendek tanpa membaca alfatihah di dalam sholat. Jelas kita melangkahi rukunnya tapi mengerjakan sunahnya. Maka dari itu saya ingin menulis cara mendaftar haji di Manokwari untuk memudahkan yang ingin berhaji namun terkendala syarat yang lumayan ribet. Mengingat di Manokwari ini sulit ditemukan KBIH yang biasa mengurus pendaftaran haji.

Mengurus pendaftaran ke Kanwil Kemenag

Singkat cerita saya mendaftarlah ke bank, karena ketidak tahuan saya. Harusnya memang mendaftarnya ke Kanwil Kementerian Agama. Tapi untungnya ada kertas yang berisi beberapa persyaratan yang dapat kita siapkan. Saat mendaftar ke bank Muamalah tersebut saya menemukan persyaratan unik yaitu harus memperoleh surat rekomendasi dari Wakil Bupati. Persyaratan ini berlaku jika ber Nomor Induk Kependudukan luar Papua Barat (dibuktikan dengan NIK dengan awal selain 920). Mungkin karena sebelumnya ada kecurangan, ada pendaftar dari luar Papua. Karena daftar antrian Papua Barat ini paling cepat, mengingat jumlah umat muslim di sini sedikit, makanya diberikan persyaratan tambahan khusus untuk pemilik NIK luar Papua Barat.

Nah ini yang terasa sulit mengurusnya, saya mengurus surat ini kurang lebih setengah tahun. Karena memang sangat jarang orang yang mengurus surat pengantar ini, jadi mekanisme pengurusannya masih belum ada. Meskipun saya memiliki uang untuk mendaftar, pun tetap mencari jalur pengurusan. Jika kita tidak memiliki niat beribadah yang kuat pasti akan putus ditengah jalan. Karena memang di Papua Barat memiliki waktu antri sedikit namun dengan syarat yang berat.

Mengurus surat rekomendasi Wakil Bupati

Setelah menunggu beberapa bulan, akhirnya saya menemukan titik terang. Ada saudara yang akan mengurus surat sejenis dan memiliki banyak kenalan orang dalam. Entah ini tindakan curang atau tidak, yang jelas saya sudah mencoba jalur biasa namun tak kunjung menuai hasil. Dengan mengikuti “jalur khusus” kurang lebih seminggu semua pengurusan sudah berhasil. Surat rekomendasi dari wakil bupati sudah keluar.

Maka dengan kelengkapan seperti itu saya ke Kantor Wilayah Kementerian Agama yang biasa disebut depag jl. Percetakan sama orang Manokwari. Beberapa berkas saya berikan ke petugas dan dicek, ada beberapa kesalahan. Pertama foto harus 80% wajah dan berlatarbelakang putih. Kedua surat rekomendasi belum distempel. Ketiga kartu golongan darah saya tidak ada. Maka saya beriniastif untuk mengurus kartu golongan darah dan foto hari itu juga. Untuk permintaan stempel saya diberikan nomor staf wakil bupati, kami mengatur jadwal besok agar bisa ketemu untuk memintakan stampel.

Setelah semua berkas selesai saya kembali ke kantor Depag. Semua pun dicek dan hasilnya lengkap, kini saya direkomendasikan untuk ke bank lagi untuk meminta bukti validasi atas pembukaan rekening pendaftaran haji. Dari sini saya tahu, bahwa rekening yang awal saya buka itu bukan rekening pendaftaran haji. Rekening yang awal saya buka itu adalah rekening untuk mengumpulkan uang sedikit demi sedikit, hingga memenuhi 25 juta dan bisa digunakan untuk mendaftar haji.

Membuat validasi rekening bank

Di saat pendaftaran itu ada momen yang patut saya syukuri, saya berbarengan dengan orang yang akan melakukan revisi rekening. Karena beliau mendaftar dengan rekening BRI Syariah, Mandiri Syariah, dan BNI Syariah. Semua yang mendaftar di ketiga bank tersebut disarankan untuk mengurus pergantian rekening, karena ketiga bank tersebut kini sudah menjadi Bank Syariah Indonesia. Dalam hati saya bersyukur tidak mendaftar melalui rekening tersebut dan berdoa semoga nanti Bank Muamalat tempat saya mendaftar ini tidak berubah-ubah lagi.

Kembali ke petualangan pendaftaran haji saya. Setelah diberikan buku baru dan validasi oleh pihak bank, keesokan harinya baru saya ke Depag untuk memberikan semua persyaratan ini. Di Depag tinggal mengambil foto dan sidik jari, mungkin akan dilakukan pemetaan sidik mata. Di titik puncak ini saya harus menumpuk rasa sabar lagi. Karena pendaftaran saya harus ditunda, karena pendaftaran harus secara online dan rupanya ada masalah di server kementerian agama. Saat harus mencetak booking porsi pendaftaran (tinggal cetak saja) malah muncul notifikasi 410. Entah kode apa itu dan saya menunda pendaftaran hingga senin depan. Semoga saja senin depan memiliki sedikit titik cerah. Setidaknya saya sudah mendaftar dan mendapat nomor porsi pendaftaran.

Sekian keribetan ibadah yang bertabur kalimat bijak. Karena kuasa kita hanya mendaftar saja. Selebihnya biarkan sistem ilahiyah yang bekerja. Mungkin cerita saya mendaftar haji di manokwari untuk KTP non Papua Barat (dengan awalan 920) ini dapat menjadi pelajaran orang yang memang bersungguh-sungguh ingin beribadah.

0 comments:

Post a Comment