Coro merupakan bahasa jawa dari kecoak, omong coro bermakna omongan ngelantur tapi dapat dinyatakan jujur. Maka ketenangan serupa apa lagi yang dicari di dunia yang fana ini selain kejujuran. Tulisan berikut merupakan contoh dari omong coro.

Search This Blog

Translate

About Me

My photo
Hi, saya pungkas nurrohman yang mencoba dewasa dengan jalan-jalan

Thursday, 6 May 2021

Musikalisasi Kritik


 

DPR-Musikal
Sumber: Akun Instagram (skinnyindonesian24id)

Lama sudah kita tidak mendengar nama konten kreator skinnyindonesia, setelah beberapa bulan yang lalu membuat gimmick audisi di youtube dan beberapa kali ikut mengerjakan dalam hajatan tahunan youtube yang bernama Youtube Rewind. Setelah itu tak ada konten heboh lagi dari kedua youtuber kakak-beradik tersebut.

Kemarin kanal youtube milik mereka berdua merilis hal baru, bukan vlog berbasis anak muda perkotaan seperti biasanya yang sarat dengan kalimat “asyiap”. Tapi koten kali ini yang diluncurkan adalah drama musikal. Jujur saja saya sudah lama tidak menonton drama musikal. Jika diingat-ingat lagi ini adalah drama musikal pertama kali yang saya tonton di platform youtube. Karena drama musikal terakhir yang saya tonton adalah “petualangan sherina” dan beberapa film-film kartun seperti “frozen”.

Sebetulnya saat pertama kali saya melihat judul drama ini di berita online, saya merasa antipasti. Kesan “halah pasti juga gitu-gitu aja” muncul teramat kental pada momen itu. Selain karena saya mengklasifikasikan kanal ini menjadi satu level dengan candra liaw dan atta halilintar yang kental dengan pameran harta orangtua dan minim rasa, saya juga mengangap karya fantastis yang mereka lahirkan tidak cukup fantastik bagi saya yang awam ini. Meskipun mayoritas teman-teman yang cukup kawakan dalam menilai gambar menyebutkan bahwa karya candra liaw cukup megah.

Kembali ke drama musikal yang dilahirkan skinnyindonesia. Saya melihat dalam video youtube 36 menit saya dibuat terpana. Seakan asumsi-asumsi yang saya sebutkan di paragraf 3 tersebut sama sekali tidak terbukti dalam video yang diunggah tanggal 2 mei 2021 ini. Bungkusan karya yang sarat akan kritik menjadikan saya enggan menyebut ini drama musikal, dan menggantikannya menjadi musikalisasi kritik. Gumpalan kritik terhadap dewan perwakilan rakyat sangat kental terlihat di video ini. Alih-alih menampilkan kemewahan seperti halnya youtube rewind, kedua creator yang berdarah amerika latin ini menampilkan kondisi yang sangat nyambung bagi saya sendiri.

Bagaimana tidak? Awal video dibuka dengan panggung bertingkat ala teater dengan sorot lampu bergantian. Sangat terasa aura teater panggung sederhananya. Selain itu alur ceritanya juga terkesan mewakila kegemasan pada anggota dewan. Dengan mengangkat sosok mawar yang baru terpilih menjadi dewan perwakilan rakyat dan mencoba menggedor patron ortodok yang sarat akan kemunafikan dan penyengsaraan rakyat. Mawar dipaksa untuk melawan beberapa anggota dewan yang sudah kawakan untuk sekedar memperjuangkan ideologinya, yaitu membahas rancangan undang-undang flora, agrikultur dan kehutanan (RUU F.A.K).

Seperti dalam kenyataan, dalam film yang bertajuk DPR-Musikal tersebut mawar berinovasi dalam melahirkan undang-undang hanya untuk memikirkan jangka jauh, untuk urusan-urusan yang sangat jarang dipikirkan anggota dewan karena tidak memiliki nilai ekonomi. Dalam film ini juga disebutkan bahwa bencana hilangnya hutan Papua, kebakaran hutan di Kalimantan, serta Riau menjadi latar belakang lahirnya keinginan untuk membuat peraturan mengenai RUU F.A.K. perjalananya tentu tidak mudah, ada kuota suara yang harus dirangkul di dalam anggota dewan, agar menjadikan konsep tersebut menjadi prioritas.

Dalam perjalanannya ajakan untuk merangkul kawan sebanyak-banyaknya tersebut jelas ditentang anggota yang sudah memiliki kesepakatan dengan pengusaha saat mengikuti pemilu. Anggota-anggota tersebut merupakan anggota partai besar yang bisa menjadi penentu konsep tersebut dapat dibuatkan undang-undangnya atau tidak.

Dari sini terlihat kritik yang sangat apik terangkai begitu nyata oleh skinnyindonesia. Banyak diksi-diksi yang secara tegas menyatakan kritik terselip dalam setiap bait lagu yang dinyanyikan tiap aktor dalam film tersebut. Tapi dari berbagai kritik yang mencoba untuk menggedor patron curang yang sudah mengakar di negeri ini, ada gedoran yang sangat bagus untuk mengkritiki hati nuarni saya. Yaitu pesan penutup heroik berupa tulisan putih yang tayang diatas warna hitam. Seperti peralihan drama musikal menjadi motivasi perjuangan menuju bangsa yang lebih baik. 



0 comments:

Post a Comment