Aplikasi Perpustakaan Digital
Aplikasi IPusnas (Sumber: Ivoox.id) |
Perkembangan teknologi masa kini telah diimbangi dengan
minat membaca secara elektronik yang mulai bergejolak. Alhasil ada sebuah
inovasi teknologi yang memadu-padankan antara teknologi berbasis aplikasi dan
buku elektronik, yang saat ini memang dikelola oleh perpusnas. Ah kok jadi
tulisan formal ya, ngomongin buku kan seharusnya tidak terlalu formal. Lha wong
akhir-akhir ini ada buku kumpulan quote yang hanya selembar berisi beberapa
kata.
Intinya di tulisan kali ini saya mau sharing aplikasi buku elektronik bernama IPusnas. Seakan menjadi
perpustakaan elektronik, di aplikasi yang dibuat oleh Perpustakaan Nasional ini
pengunjung perpustakaan dapat meminjam beberapa buku yang sudah didigitalisasi.
Ragamnya pun lumayan banyak, seperti perpustakaan kebanyakan. Mulai dari buku
agama, buku bisnis, novel, hingga buku pengetahuan umum tersedia di sini untuk
di pinjam.
Mekanisme peminjaman pun tergolong mudah, hanya melihat
ketersediaan buku untuk di pinjam di kolom buku saja. Jika memmang buku yang
anda inginkan tersedia, bisa melanjutkan proses peminjaman dan buku digital
yang anda inginkan langsung bisa masuk di rak buku. Jadi buku yang anda pinjam
memiliki jangka waktu pengembalian, nah misterinya ada di sini. Hingga saat ini
saya mencari jangka waktu pengembalian buku sebelum dipinjam masih belum
ketemu. Mungkin buat pembaca yang sudah meminjam lalu menemukan jangka waktu
peminjamannya bisa ditulis caranyadi kolom komen.
Selain anda bisa meminjam dan membaca buku secara otomatis,
di aplikasi ini juga anda bisa melakukan interaksi dengan peminjam lain. Setiap
ada pengunjung yang meminjam pasti akan muncul di kolom yang berlambang
perpusnas (yang saya sebut timeline).
Nantinya update-an itu dapat kita like dan komen seperti layaknya di dalam
social media. Selain itu juga kita bisa saling follow kepada peminjam lainnya.
Untuk memberikan kesempatan berinteraksi, aplikasi ini juga
menawarkan untuk saling follow dengan epustaka. Epustaka ini adalah semacam
akun yang mengeluarkan buku elektronik juga. Setiap anda bergabung dengan
epustaka pasti akan menemukan komunitas baru. Selain itu anda akan mendapat
informasi-informasi seperti buku yang baru diluncurkan oleh epustaka.
Namun sayangnya bagi saya sendiri kurang pas untuk membaca
buku melalui online. Bukan karena masalah rasa yang masih belum terpuaskan,
tapi karena saya masih belum nyaman membaca dengan cara online. Mata pasti
terasa panas saat membaca dengan cara online, apalagi jangka waktunya pasti
ditentukan oleh aplikasi. Metode membaca saya yang “alon-alon waton kelakon”
pasti tidak dapat menyusul jangka waktu peminjaman.
Mungkin kedepannya bisa dibuatkan opsi untuk memperpanjang
pinjaman buku, sehingga dapat diperpanjang masa peminjaman. Karena jika buku
sudah kembali akan susah untuk dipinjam lagi, apalagi buku popular. Untuk meminjamnya
saja butuh antrian peminjaman, khusus untuk buku yang popular lho ya. Tapi saya
sangat jarang menggunakan antrian, karena selain rasa keinginan membaca saya
yang tipis seperti tisu, saya juga malas untuk mengantri dalam membaca. Alhasil
saya lebih memilih untuk membaca buku yang kurang popular.
Mayoritas buku yang kurang popular tersebut berasal dari
pusat penelitian Tempo. Lumayan menarik dan membuka wawasan. Tapi unsur
kenyamanan dalam melihat desainnya masih belum terpenuhi. Dapat dikatakan padat
data tapi desainnya kurang menarik. Tapi
ya lumayan untuk saya yang haus literasi, namun di Manokwari jarang toko buku,
sekaligus ongkir jika beli buku online bisa setara dengan harga bukunya. Bisa sedikit
membantu, terimakasih perpusnas.
Nice Post
ReplyDeleteMakasih.
DeleteWahhh kak, setelah aku liat liat kk ni mirip angga sasongko yang bikin film nkcthi yaa hehehe
ReplyDeleteSama kacamatanya aja mungkin. Hehehe.
Delete