Coro merupakan bahasa jawa dari kecoak, omong coro bermakna omongan ngelantur tapi dapat dinyatakan jujur. Maka ketenangan serupa apa lagi yang dicari di dunia yang fana ini selain kejujuran. Tulisan berikut merupakan contoh dari omong coro.

Search This Blog

Translate

About Me

My photo
Hi, saya pungkas nurrohman yang mencoba dewasa dengan jalan-jalan

Wednesday, 26 June 2019

Indahnya Pantai Bakaro dari Bibir Pantai


Spot foto bakaro
Pantai Bakaro
Bakaro merupakan nama pantai di Manokwari, Papua Barat. Pantai ini tergolong unik, dengan ombaknya yang besar tak jarang hanya turis mancanegara saja yang sudi mengunjunginya. Para turis biasanya mencari spot surfing di area pantai ini. Selain ombaknya yang terbilang tinggi pantai ini juga memiliki karakter garis pantai yang kurang ramah. Karena pinggiran pantai dihiasi karang-karang lancip. Sehingga kurang layak digunakan untuk mandi dan menikmati deburan ombak seperti di pantai wisata lainnya.
Pantai Bakaro Manokwari menghadap langsung ke samudra pasifik, sehingga ombak yang dimilikinya tergolong besar. Tidak seperti pantai wisata Pasir Putih yang terletak sekitar 4 km dari Bakaro. Di pantai Pasir Putih masih ada Pulau Mansinam dan Pulau Lemon yang menjadi pemecah ombak. Pasir Putih juga terbilang lebih ramai, karena memang pesisir pantainya berpasir lembut. Jadi sangat menyenangkan untuk tempat wisata keluarga atau anak-anak.
Bagi anda yang terlanjur ingin menikmati pantai Bakaro lebih disarankan untuk menikmatinya dari pinggiran saja. Sangat tidak disarankan untuk mandi di pantai, dari pada anda nanti terhempas oleh ombak dan terluka oleh karang. Melihat indahnya pantai dari pinggir saja rasanya sudah cukup. Ada ayunan yang terbuat oleh kayu, ada hiasan nama pantai yang dapat dijadikan latar foto dan juga ada atraksi yang hiasanya disajikan oleh warga sekitar.
Atraksi tersebut adalah ritual memanggil ikan. Ritual ini dilakukan saat pagi dan sore hari, saat air sudah pasang kembali. Warga desa Bakaro mempercayai bahwa ikan di laut adalah peliharaan mereka, jadi wajib untuk memberikan makan. Untuk memberikan makan mula-mula seseorang meniupkan peluit di tepi pantai. Lalu menepuk-nepuk air dimana nantinya tempat memberikan makan. Lalu ikan dapat dipastikan langsung berkumpul di sana dan ritual pemberian makan dilakukan.
Selain melihat ritual tersebut bagi anda yang memang sudah terlanjur membawa ganti, dapat berenang di kolam renang air tawar. Terletak di sebelum pintu masuk menuju Bakaro. Kolam ini menghadap langsung ke pantai, jadi sangat cocok untuk foto berendam di kolam namun latarnya pantai.
Untuk masuk ke kolam ini dikenakan tiket 25 ribu untuk orang dewasa. Yang patut diwaspadai adalah lokasi parkirnya. Pastikan kendaraan anda dikunci ganda dan parkir di tempat yang tepat. Karena tidak ada juru parkir yang menjaga, pun juga tidak ada lokasi parkirnya. Jadi tempat parkir hanya di pinggiran jalan menuju pantai Bakaro saja. Maklum pemandian ini masih terbilang baru dibangun, jadi masih belum dapat dikatakan perfect.
Akses menuju pantai Bakaro ini dapat ditempuh via Pantai Pasir Putih atau lewat Jalan Universitas Papua. Bila anda hanya berdua berbonceng dengan satu motor sangat disarankan melewati Pantai Pasir Putih. Karena jika lewat Universitas Papua Manokwari sangat rawan. Namun jalannya bila melewati pertigaan setelah Unipa (ada bakso Maduraja) belok kanan sangat segar. Dapat dikatakan demikian karena di sepanjang jalan anda akan melewati jalan-jalan pedesaan khas Papua. Tak cukup sampai di sana setelah anda melewati jalan pedesaan anda akan melewati arboretum alias hutan lindung. Makanya saya sangat menyarankan melewatinya ramai-ramai karena jalan ini termasuk sepi. Hanya ramai saat pulang dan berangkat kantor saja, karena ini adalah jalan pintas untuk pegawai negeri yang memiliki perumahan pegawai di daerah ini.
Setelah melewati hutan-hutan anda akan diajak melihat megahnya perumahan pegawai. Tak hanya perumahan pegawai biasa, di sini juga ada rumah dinas gubernur yang dibangun di atas ketinggian dan menghadap langsung ke pantai. Bila anda ke sini saat hari libur, apalagi pada sore hari. Pasti ramai orang berolahraga yang tak lain para pegawai yang memiliki rumah di daerah sana. Jadi jangan heran setelah anda melewati sepinya hutan lalu anda dikejutkan dengan jalan yang mulus.

0 comments:

Post a Comment