Coro merupakan bahasa jawa dari kecoak, omong coro bermakna omongan ngelantur tapi dapat dinyatakan jujur. Maka ketenangan serupa apa lagi yang dicari di dunia yang fana ini selain kejujuran. Tulisan berikut merupakan contoh dari omong coro.

Search This Blog

Translate

About Me

My photo
Hi, saya pungkas nurrohman yang mencoba dewasa dengan jalan-jalan

Friday, 8 March 2019

Papua Mulai Membara


Dear diary,
Sudah sebulan di Papua saya menemukan kenyamanan. Meskipun sudah tidak bekerja di tempat AC dan tetap tidak mendapat kepastian kapan SK CPNS akan turun, saya tetap menemukan kenyamanan. Menjadi dilematis sekali saat beberapa hal yang terjadi selama satu minggu ini terkesan seram.
Setelah saya keluar dari Bang Amek yang ada di Arfai, saya kembali ke rumah Mas Tomo. Hari saat saya keluar tepatnya tgl 20 februari. Sengaja tidak meneruskan bekerja karena prediksi songong saya mengatakan 1 Maret saya sudah mulai berdinas. Lumayan ada waktu beberapa hari untuk menjelajahi indahnya Papua, terkhusus Manokwari.
Namun prediksi saya melenceng jauh entah kemana, hingga detik saya mengetik huruf yang terangkai menjadi kata ini masih belum ada kabar kapan saya harus bekerja. Otak saya pasti sudah mengutuk negara, seakan profesionalitas mereka menjadi impian kepala negara saat kampanye.
Otomatis saya menjadi pengangguran yang harus menimpa beban dari lingkungan, beban karena tak berguna bagi lingkungan, beban karena tak berpenghasilan, bahkan beban karena waktu terbuang sia-sia tanpa ada sisa.
Waktu berlalu berbagai kejadian terjadi, bagi seorang pendatang jawa seperti saya kejadian seperti ini cukup membuat syok. Tapi tetap membuat nyaman, karena tak memiliki efek khusus bagi saya. Setidaknya ada tiga kejadian yang melibatkan nyawa dan dendam yang seakan tak berkesudahan.

Pemerkosaan anak SD di daerah sanggeng oleh tukang ojek

Bisa dibilang tukang ojek ini goblok, tak beradab, dan silahkan Lanjutkan sumpah serapah lainnya. Setidaknya ada tiga risiko yang wajib dia tanggung. Pertama karena dia bertindak kriminal, pemerkosaan. Kedua karena korbannya adalah bocah SD. Ketiga karena korban adalah anak Sanggeng.
Perkampungan Sanggeng area pasar merupakan perkampungan Texas yang ada di Manokwari. Bisa dikatakan isinya orang seram semua. Kesan ini semakin kuat saat kejadian pemerkosaan ini terjadi. Sepanjang jalan poros di depan pasar di palang oleh warga. Bahkan pos polisi di depan pasar ikut kena palang. Entah untuk berduka atau sebuah tuntutan agar pihak berwenang mengusut lebih cepat, tentunya sebelum mereka yang bergerak sendiri untuk mencari korban. Terbukti satu hari setelah pemalangan tersebut, pemerkosa langsung dibekuk oleh polisi.

Kecelakaan yang menewaskan balita asli papua

Kejadian kedua, di dekat rumah Mas Tomo. Di Amban Marina. Ada kecelakaan yang membunuh satu balita asli Papua. Memang ini level keseramannya paling rendah. Karena hanya korban tabrak lari saja, tapi seluruh isi perut korban terburai keluar. Dan lagi-lagi harus di palang. Menurut beberapa teman memang tradisi di Manokwari seperti itu. Ketika ada darah yang mengalir pasti ada pemalangan jalan. Dan di sepanjang jalan aspal di berikan lilin, entah untuk apa.

Penembakan orang asli papua

Kejadian kejadian ketiga, ada penembakan orang asli Papua. Sebenarnya masih simpang siur, kenapa orang ini harus ditembak tepat di pelipis kepala. Yang jelas kejadian ini cukup membuat saya shock. Terlebih lagi kejadiannya ada di dekat rumah mas Tomo. Tepatnya di daerah Reremi saat hari minggu. Cukup seram bagi saya yang haus bermalam mingguan meskipun saat ini tak memiliki pasangan.
Dan yang paling mengkhawatirkan adalah sanak keluarga mereka membalas dendam. Bahkan sampai tiga hari ojek yang berasal dari pendatang tidak berani lewat sana. Takut tiba-tiba mereka salah sangka dan membalaskan dendamnya secara brutal.
Namun meskipun ada ketiga kejadian tersebut, saya masih nyaman di Papua. Keseraman tersebut masih bisa digantikan oleh rasa cinta saya pada negeri ini. Bukankah perjuangan butuh sebuah pengorbanan? Iya saya hanya berkorban menunggu SK keluar dan menutup semua keseraman ini. Menunggu adalah sebuah perjuangan, berjuang untuk tetap menghemat semua sumber daya yang ada.

0 comments:

Post a Comment