Berani Karena Bersama
Indonesia sangat beragam, ada ragam suku, budaya, organisasi, dan ragam lainnya. Termasuk ragam ide merupakan ragam yang rasanya makin sulit untuk diseragamkan. Padahal ada kebiasaan berseragam yang diajarkan sedari kecil, mungkin hal ini yang mempengaruhi pola pikir kita. Pola pikir yang memang sengaja dipupuk sedari dini, menolak mereka yang berbeda sudah mulai berefek ke kehidupan.
Rasa bangga yang berlebihan tersebut membuat kian arogan. Arogansi yang tak jelas dan terkesan cemen itu mulai merebak luas. Berbagai kasus yang terkesan ingin mendapat pengakuan mulai terjadi satu persatu. Ini beberapa tragedi viral yang akhir-akhir ini saya lihat di sosial media tentunya.
Bentrok Perguruan Pencak Silat
Seperti yang pernah saya ulik di artikel sebelumnya. Bentrok perguruan pencak silat saat konvoi ini secara kasat mata memang karena tindakan arogansi. Saat konvoi setiap motor disuruh berhenti, hingga terjadi pemukulan dan berujung di kantor Polresta Malang. Kalau begini siapa yang dirugikan?
Bentrok Saat Karnaval Sound
Di Poncokusumo Kabupaten Malang telah terjadi bentrok saat karnaval. Tukang karnaval yang beraksi di tengah penonton jelas dengan sengaja menyenggol penonton. Entah setan apa yang merasuki tubuh pemuda tersebut, bapak-bapak yang enak-enak nonton terus di senggol akhirnya dikeroyok sama sang penampil. Hal ini berujung bully-an di sosial media se-Malang raya. Malu pastinya.
Aksi Provokatif Supporter Bola
Setelah Persib Bandung di skorsing dilarang masuk stadion selama satu musim. Kini giliran Aremania, saat melawan Persebaya Surabaya. Sang pemimpin supporter sempat-sempatnya lari ke tengah lapangan dan melakukan aksi rasis. Dengan menyebar-nyebar uang di depan pemain. Efeknya Aremania mendapat hukuman sama seperti supporter Persib, diskorsing selama satu musim, sedangkan pelakunya seumur hidup dilarang masuk stadion.
Aksi Pembakaran Bendera Tauhid
Sepertinya aksi pembakaran bendera ini ya karena adigang, adigung, adiguna, bagaimana tidak? Mereka berani membakar karena rame-rame. Saat peringatan hari santri, ada bendera tauhid/bendera HTI yang dibakar. Bayangkan bila mereka membakarnya saat aksi 212. Pasti akan lembut meskipun seragam mereka mirip tentara.
Maka dari itu mari mulai saat ini kita belajar untuk tidak arogan. Menghapus kata berani karena bersama. Agar tidak terkesan cemen dan nirjantan. Kalau berani hanya sekedar berani, apa bedanya dengan raja Abrahah yang dijelaskan dalam quran surat Al-Fiil. Akhirnya? Ya ditimpuk batu dari neraka.
0 comments:
Post a Comment