Coro merupakan bahasa jawa dari kecoak, omong coro bermakna omongan ngelantur tapi dapat dinyatakan jujur. Maka ketenangan serupa apa lagi yang dicari di dunia yang fana ini selain kejujuran. Tulisan berikut merupakan contoh dari omong coro.

Search This Blog

Translate

About Me

My photo
Hi, saya pungkas nurrohman yang mencoba dewasa dengan jalan-jalan

Thursday, 11 October 2018

Akhir Perjuangan Untuk Himajaksi


Maba membawa lilin sembari menyanyikan lagu
Ceritanya Ini Ucapan Selamat dengan Lilin
Akhir minggu kemarin saya diundang untuk menghadiri acara adik-adik himpunan mahasiswa pajak vokasi (himajaksi). Ini kali kedua saya diundang dalam acara bertajuk ultah organisasi himpunan mahasiswa.
Himajaksi ini awalnya berdiri saat saya semester 2. Jelas saya menjadi bidan pada saat kelahiran organisasi yang bernama awal Garasi tersebut. Setelah setahun berdiri namanya pun diganti dengan Himajaksi, kata pengurus baru agar lebih terkesan himpunan mahasiswanya.
Memang sangat slengekan penamaan Garasi yang merupakan singkatan dari Gabungan Mahasiswa Perpajakan Vokasi. Gak nyambung kan? Mungkin tepat hal itu yang terpikir oleh pengurus baru (mahasiswa angkatan 2012)
Saat ulang tahunnya di tahun 2012 saya diundang dan berjarak sangat lama barulah sekarang diundang lagi. Maka dari itu saya merasa sangat excited, setelah sekian tahun tak pernah tahu adik-adik saya, sekarang barulah mendapat kesempatan lagi.
Acaranya cukup gokil dengan tempat yang menurut saya worth it. Mereka mengadakan acara di sebuah villa besar yang disewa secara khusus untuk acara tersebut. Yang mereka undang semua mantan pengurus harian dan banyak mahasiswa baru.
Singkat cerita tibalah saat-saat bersantai dengan mantan pengurus organisasi sekaligus ketua umumnya. Kami berdiskusi panjang lebar tepat di samping kolam renang villa.
Dalam diskusi tersebut muncul sebuah pernyataan dari beberapa pengurus harian mulai 2013 sampai 2018 mengenai alasan mereka tak pernah mengundang kami di acara seperti ini. Ternyata mereka tidak memiliki kontak apapun mengenai kami, mulai kontak nomer telpon sampai kontak sosial media.
Makan malam di pinggir kolam villa


Ternyata sangat luas dunia ini, sehingga untuk melacak kontak kami pun mereka membutuhkan beberapa tahun. Tapi tak mengapa, toh saat ini sudah dapat bertatap muka, karena peran takdir tentunya.
Dari pertemuan dengan mereka yang saat ini sudah bekerja -dan ada beberapa yang kuliah juga- ada semangat baru yang terpupuk. Untuk terus memperjuangkan prinsip hidup tanpa memperdulikan kesuksesan orang lain. Dari mereka juga ada yang bekerja di sebuah Co Working yang sudah tersohor di Malang. Sangat bersyukur saya dapat bertemu, berbincang dan bersalaman dengan mereka.
Kemajuan organisasi pun dapat dinyatakan sangat cepat, dahulu tak mungkin kira dapat membuat acara dengan menyewa villa yang sebesar gedung kuliah ini. Saat ini mereka sudah dapat menyewa villa tanpa terlacak oleh dosen dan orang fakultas. Tentunya hal ini berarti mereka patungan untuk menyewa villa sebesar ini beserta sajian yang menurut saya yang misqueen ini sangat mewah.
Tapi yang paling mendapat garis bawah dan cetakan tebal dari saya adalah senang dapat bertatap muka dengan mereka lagi, ada rasa bangga juga dalam hati dapat mendirikan organisasi. Mungkin bertatap muka dengan adik-adik ini merupakan bonus untuk keringat lelah saat masa kuliah, dan juga upah untuk IPK di bawah tiga.

0 comments:

Post a Comment