Coro merupakan bahasa jawa dari kecoak, omong coro bermakna omongan ngelantur tapi dapat dinyatakan jujur. Maka ketenangan serupa apa lagi yang dicari di dunia yang fana ini selain kejujuran. Tulisan berikut merupakan contoh dari omong coro.

Search This Blog

Translate

About Me

My photo
Hi, saya pungkas nurrohman yang mencoba dewasa dengan jalan-jalan

Sunday, 3 June 2018

Sebuah Pelajaran dari Pemilihan Kopyah



Penutup kepala merupakan hal yang sangat sakral dalam menjaga kewibawaan. Zaman dahulu penutup kepala menempati tempat paling penting sebagai penjaga kewibawaan. Bahkan perawi (periwayat) hadis se-kelas Imam Bukhari memasukkan penutup kepala sebagai deskripsi keimanan. Beliau tidak mau mengulik keterangan (hadis) dari ulama yang pernah beliau lihat kepalanya.
Penutup kepala biasanya berupa sorban atau kopyah. Sorban berbentuk kain yang dapat dikreasikan, sedangkan kopyah berbentuk kupluk. Ngomong-ngomong tentang kopyah akhir-akhir ini saya memiliki kendala. Ditengarai rambut yang panjang dan kopyah yang berbentuk persegi, kedua faktor ini membuat kopyah saya acap kali jatuh bila ruku’.
Solusi paling tepat adalah menggunakan kopyah mereka yang gondrong. Ya kebetulan juga saya merupakan penggemar Mbah Nun. Akhirnya kemarin saya mencoba kopyah dengan desain mirip punya M.H. Ainun Najib. Voila! Hasilnya sangat sesuai dengan ekspektasi saya. Awalnya memang iseng mencoba, ada niat membeli, tapi masih sangat menyempil sedikit di sudut relung hati.
Sedikit kesenangan memang menyeruak dari dalam jiwa. Karena sudah beberapa kali mencari kopyah yang nyaman tak berujung pada pertemuan. Dengan harga awal dua puluh lima ribu rupiah, akhirnya dapat turun sedikit dengan harga dua puluh rupiah. Sengaja saya memilih warna coklat putih agar match dengan jaket saya yang berwarna coklat. Inti dari artikel ini yaitu contohlah hal yang sesuai dengan kondisimu. Jika kondisi rambutmu gundul jangan mencontoh mereka yang gondrong, begitu pula sebaliknya. My new kopiah is the best ever.

0 comments:

Post a Comment