May 16, 2018 Pungkas nurrohman
Membangun relasi dengan web sebelah tak ubahnya dengan bekerja ber-upah liburan. Pasalnya setelah beberapa hari yang lalu mendapat kesempatan untuk berpiknik ke Surabaya, kali ini pemiliknya langsung mengajak untuk berpiknik tipis-tipis ke Malang Selatan. Dengan konsep piknik random plan terasa sangat berbeda rasanya, khususnya bagi saya yang terbiasa dengan travel plan sebelum berangkat. Feel yang dirasa saat perjalanan berlangsung sangatlah berbeda, bahkan saat semua sudah masuk mobil dan perjalanan dimulai pun kami masih mendiskusikan kemana dan aktivitas apa yang akan dilakukan.
|
Pintu Masuk Teluk Asmara |
Setelah diskusi panjang di dalam laju mobil yang nihil akan kebimbangan tersebut, tercetuslah nama Teluk Asmara. Nama ini sudah tak terbilang asing di telinga tujuh remaja yang berkutat dalam satu mobil.
|
Pantai Teluk Asmara |
Karena memang konsep dasarnya piknik, rasanya ada yang kurang jika tidak membawa karpet, gitar dan makanan bekal. Maka mampir lah kami ke TPI Sendang Biru untuk membeli ikan bakar. Perbekalan dan logistik sudah terpenuhi, kamipun menuju Teluk Asmara. Setelah menuju tempat parkir yang dapat dikatakan ramai, para punggawa perjalanan menyepakati tempat ini tidak cocok untuk berlama-lama. Hanya mampir sebentar dan menikmati perbekalan yang sudah kami persiapkan.
Saat perjalanan balik, saya menemui sosok yang tak terlalu asing. Iya itu adalah guru paling kocak semasa SMP. Namanya Pak Samsul, beliau guru TI yang sebenarnya lulusan pendidikan Bahasa Inggris. Setelah SKSD sejenak -karena diselingi teriknya mentari- saya menyatakan pesan perpisahan kepada beliau. Yang membuat saya menggelengkan kepala, beliau mengunjungi pantai yang memiliki jalur naik-turun yang lumayan extreme tersebut bersama teman SMA. Dalam hati terselip selentingan “Gak ada tempat lain pak?”.
|
Foto-foto di jembatan |
Setelah dari Teluk Asmara kami melipir tipis ke sebuah warung yang ada di kiri-kanan jembatan Bajul Mati, sembari mendinginkan kerongkongan yang sudah lumayan kering kami menunggu pukul tiga sore. Karena kami adalah para remaja yang sangat memperhatikan kesehatan kulit, menurut kami sangat riskan rasanya jika ke pinggir pantai saat matahari sedang di atas kepala. Bisa-bisa kami terkena kanker kulit atau sel-sel kulit kami mati dan mengelupas.
|
Pintu Masuk Ngudel |
Singkat cerita kami-pun mendapati pukul tiga di jam tangan dan berduyun-duyun masuk ke mobil untuk selanjutnya diangkut ke Pantai Ngudel. Tetap dengan nihilnya perencanaan di dalam otak, setidaknya ada tujuan untuk mandi air laut di pantai ini. Singkat cerita mobil memasuki area pantai ngudel, kesan rapi sudah terngiang saat pertama kali roda depan mobil memasuki area pantai.
|
Barisan Cemara Khas Pantai Lamaru |
Pasalnya setting lokasi pantai ini mirip Pantai Lamaru yang ada di Balikpapan. Dengan tatanan cemara pantai berbaris sejajar membuat kesan itu semakin kuat bercokol dalam ingatan. Kondisi pantai yang bersih seakan menambah rasa betah yang ada di dalam benak kami. Namun rasa untuk berburu sunset hanya berujung pada foto bersama saja. Sebelum golden time tersebut mencuat ke tepian barat bumi, kami harus melangkah pergi. Terimakasih pemilik web sebelah, tanpamu sepertinya tak ada gelombang refreshing yang menghempas tubuh ini.
0 comments:
Post a Comment