Dulu Luka Sekarang Menjadi Lucu
Masa lalu memang tak semata sudah menjadi sejarah yang
terarsip dan tak mungkin dibuka lagi, kadangkala ada masalalu yang harus dibuka
kembali. Bukan untuk menjustifikasi diri dengan kalimat “susah move on” atau sejenisnya, namun hanya
untuk mengulang kisah memori. Tak jarang ada kisah pahit berganti manis ketika
dikisahkan pada masa kini. Seperti yang saya lakukan 7 april 2018 ini.
Ceritanya saya diminta untuk mendampingi para climber ke Lembah Kera, tentunya mereka
adalah generasi muda yang baru mempelajari panjat tebing sebagai kegiatan
petualangan, bukan hanya sekedar kegiatan olah raga. Sejalan dengan permintaan
itu saya menjadi ingat masa lalu, masa dimana kuliah sebetulnya menjadi
kewajiban, namun berubah menjadi sunah muakad ketika mengenal kekayaan alam dan
kekerasan senior. Saat itu pulang malam sudah menjadi keseharian, karena otak
dipaksa untuk memikir dan presentasi hingga larut malam. Namun tetap ada kesan
yang tak terlupakan, ketika pisuhan
dalam sebuah kegiatan mendarah daging.
Kembali ke memori saat berkegiatan, ada perasaan lucu ketika
semua itu terulang. Kebetulan kemarin merupakan kegiatan pengenalan pemanjatan.
Dengan bermodalkan Hammock saya mencoba mengulang materi yang pernah saya
dapat. Mencoba mengakali kesulitan
yang mereka derita dengan sebuah instruksi. Tak dapat dipungkiri dalam lubuk
hati merasa ini adalah kenyamanan yang hakiki, di ruang hati lainnya malah
merasa iba, teringat dahulu diberikan teriakan yang bermakna instruksi. Dalam hati
pasti ada rasa dongkol dengan berbagai macam instruksi.
Piknik ceria |
Tapi tetap pemanjatan multipitch memang membutuhkan konsentrasi lebih, setiap kepala yang
ada di atas wajib memiliki isi sebuah materi. Meskipun para peneriak (biasa
disebut tukang clatu) sedang
bersantai di bawah, namun tanggung jawab besar berada di belakang mereka. Ketika
ada kecelakaan pasti yang bertanggung jawab adalah sang peneriak “Bravo!!!”
alias manusia paling tua atau setidaknya anggota dengan nomor anggota terkecil.
Ngomong-ngomong tentang teriakan “Bravo” kemarin saya menikmati setiap disuruh
berteriak “Bravo !!!!”. Maklum saya anggota paling terlambat mendapatkan nomor
dan tidak memiliki jabatan penting sewaktu aktif berorganisasi
0 comments:
Post a Comment