Sayangilah Astrea-mu Maka Barokah Akan Menimpamu
Di pagi yang cerah saya memilih untuk nge-gas lintas provinsi dengan Trea. Trea adalah nama motor astrea grand yang acap kali ku gunakan ngalor-ngidul. Seumur-umur saya tidak pernah mengajaknya berjalan lintas provinsi, paling jauh paling dari rumah saya yang ada di Malang menuju Tulungagung. Saat itu Trea hanya mengkonsumsi pertalite 10.000 saja, untuk perjalanan pulang-pergi Malang-Tulungagung.
Keinginan untuk melintasi tapal batas berawal dari adanya kasak-kusuk bahwa motor sejenis ini ada bau bensin pun sudah bisa berjalan. Rasa penasaran yang menggelora di hati, jiwa, dan raga pun memaksa untuk melakukan test drive jarak jauh. Awalnya ingin mengunjungi kantor kebesaran Mojok dan meminta tanda tangan buku Jomblo Tapi Hafal Pancasila langsung kepada penulisnya. Namun setelah berfikir lebih jauh rasanya risiko yang harus ditanggung tidak sepadan. Selain Trea memang belum pernah menempuh perjalanan jauh, juga musim hujan yang tak berkesudahan menjadi salah satu faktor yang wajib untuk dipertimbangkan.
Tujuan pun beralih, hanya mengunjungi Telaga Sarangan, kebun teh Kemuning dan memutar lewat Sragen. Jadi jalur yang akan ditempuh Trea adalah: Malang-Blitar-Tulungagung-Trenggalek-Ponorogo-Magetan-Telaga Sarangan-Karanganyar-Kebun Teh Kemuning-Sragen-Ngawi-Madiun-Ponorogo-kembali ke jalur keberangkatan. Total jarak yang ditempuh 453 Km, lumayan jauh untuk sekali gas dalam sehari.
Saat itu kondisi Trea masih terbilang masih fit, karena seminggu sebelum perjalanan sudah di servis. Imbasnya pada kebersihan karburator yang terasa tarikannya lebih enteng dari pada sebelum di-service. Tak hanya itu, kestabilan kompresi saat pembakaran juga sangat mempengaruhi perputaran mesin. Memang hal ini tidak terlihat secara numerik, karena Astrea Grand tidak memiliki speedometer untuk perputaran mesin. Melainkan hanya bisa diukur dengan suara mesin yang begitu bertempo (stasioner).
Dasarnya memang sudah motor berusia tak muda, mesin pun tak bisa disamakan dengan motor usia belasan. Mesti harus sedikit “dimanja” agar tidak mogok, salah satu kemanjaan yang wajib dilakukan adalah ketika awal mula jalan sangat pantang untuk memutar gas poll nggeduk. Percayalah jika mesin belum panas laju motor tidak akan langsung kencang. Alih-alih mesin akan mbrebet karena bensin masih belum membanjiri karburator. Jika hal tersebut terjadi cukup dengan mengecilkan gas, digiring sampai mesin kembali stasioner, setelah itu dapat mencoba dengan gas besar lagi.
Selain mesin yang mbrebet ada kemungkinan mesin akan panas, seperti perjalanan saya melintasi Telaga Sarangan kemarin. Jangan panik jika kendaraan anda panas ditandai dengan mesin macet, anda harus mengistirahatkan Astrea Grand anda. Ini wajib hukumnya! Istirahatkan 30 menit pasti akan pulih kembali. Dengan catatan kalau anda sudah mengganti oli sebelum perjalanan dimulai, karena oli tersebut akan sangat berpengaruh terhadap suhu mesin, terlebih jika jalan yang anda lahap menanjak seperti jalan ke Telaga Sarangan ini.
Selain mesin yang sudah tak muda lagi, body Trea juga sudah mulai keropos. Ini ditandai dengan kunci antar body yang berbahan dasar plastik tersebut sudah banyak yang patah, pastilah membuat suara kemropyok bergemuruh sepanjang jalan. Pengendara harus pintar-pintar mencari jalan yang benar, jangan sampai ngebut dijalan yang tak mulus, bisa-bisa body anda lepas di tengah jalan. Karena guncangan yang semakin keras. Hal ini yang saya alami saat pulang di jalan poros Kabupaten Trenggalek, tepatnya setelah jurang.
Kewajiban untuk mengecek rantai juga harus anda emban jika mengajak Astrea Grand seumuran Trea. Karena jika rantai tidak pas akan membuat rantai dan gear beradu lebih cepat dan keras, hasilnya rantai akan cepat panas dan besar kemungkinan akan putus. Pasti akan menjadi problem tersendiri jika hal tersebut terjadi saat perjalanan jauh. Jika saat berangkat sudah anda cek dan dinyatakan aman pastilah sepanjang perjalanan tidak akan ngambek.
Selamat mengajak jalan-jalan Astrea Grand anda, manjakan motor anda seperti anda memanjakan pasangan anda. Jika ia capek ajaklah istirahat, lumrah untuk mengajak beristirahat motor dengan keiritan yang terlampau parah tersebut. Bayangkan untuk menempuh jarak 453 Km hanya butuh 65 ribu rupiah, kenikmatan yang mana lagi yang engkau dustakan? Milikilah astreamu secara keseluruhan!
0 comments:
Post a Comment