Menunggu Ucapan Sugeng Rolasan di Sekuwer Komes
Akhir-akhir ini saya hebring binggo ngotak-atik Line, sebelumnya memang heboh, tapi tak begini (dengan nada seraknya Pak Anang dari fraksi PAN). Biasanya paling hanya sekedar chat dengan teman yang dahulu pernah kuliah bersama, mencari info tentang dunia per-Wanpisan, dan mencoba mengubah dunia dengan nyetatus ber-hastag #coretanmalambukantukdidebat .
Kembali kepada latar belakang kehebohan saya yang paling mutakhir. Karena saya punya saudara baru, setelah mencoba menyelami dunia Line Square. Tertahanlah jari jempol untuk bergebong dengan sekuwer bernama Konco Mesra (Komes). Setelah beberapa sekuwer saya ikuti agaknya saya tertahan di sini, di sekuwer yang awalnya saya kira isinya orang Jogja ternyata mayoritas arek Jatim.
Sebenarnya berangkat dari ketertarikan untuk mempelajari bahasa jawa, saya bergabung. Jawa terbagi dari berbagai sub-kultur yang membentuk logat jawa yang sangat asing (bukan aseng lho ya). Lha kok ndilalah ini sekuwernya aktif. Obrolan mulai yang ringan seperti menanyakan rumah sampai obrolan yang berat seperti melakukan kudeta pada kesewang-wenangan dari admin.
Baru sempat ini tadi saya melakukan wawancara dengan co-admin (wakilnya mimin) bernama samaran Joker. Agak wagu memang namanya, tapi yo wes-lah berusaha untuk objektif saja. Dari hasil wawancara tersebut Sekuwer Komes ini terbilang masih belia, umurnya masih setahunan. Memang tak ada alasan khusus dalam pembuatannya -seperti sekuwer lainnya- hanya untuk menjadi wadah bagi para gabuters.
Sedikit saya ceritakan makhluk-makhluk yang sering menampakkan dirinya di sekuwer ini. Dalam sekuwer ini biasanya yang muncul ya Mas tom tom (Jogjes), Noviii (Batam, tapi logat Jateng), Poklaw Anan (Surabaya), Kuntum (Malang), Luxy (Jogja) dan buanyak lagi manusia yang jika disebutkan pasti akan merugikan anda.
Saling tukar menukar bahasa yang sangat unik untuk diamati. Seperti ajakan untuk rolasan saat menjelang siang. “rolasan” merupakan istilah makan siang bagi warga Jogja. Dan adegan Mbak Dee (Kediri) bingung mencari makna dari tulisan “hlo”-nya mbak Della (jogja). Setidaknya dengan sekuwer beranggotakan -stagnan di angka- 50 ini ada asimilasi budaya di dalamnya. Mungkin hal ini yang tidak disadari oleh ke 5 admin dan co-admin yang berasal dari luar jogja (lho ya, niatnya buat sekuwer asli jogja eh malah gak ada yang dari jogja atau Jateng).
0 comments:
Post a Comment