Coro merupakan bahasa jawa dari kecoak, omong coro bermakna omongan ngelantur tapi dapat dinyatakan jujur. Maka ketenangan serupa apa lagi yang dicari di dunia yang fana ini selain kejujuran. Tulisan berikut merupakan contoh dari omong coro.

Search This Blog

Translate

About Me

My photo
Hi, saya pungkas nurrohman yang mencoba dewasa dengan jalan-jalan

Monday, 13 November 2017

Jangan Paksakan Badanmu untuk Mengikuti Passionmu




Seru juga jadi tukang foto keliling seperti saat ini. Memang agak capek dan kerasa di pinggang. Seperti pada akhir-akhir ini. Seakan rontok saya punya pinggang, lari sana-lari sini untuk berburu bahan untuk artikel. Tapi tetap masih seru sih, karena kerjanya berdasarkan passion. Ceritanya kemaren malam saya memilih untuk ikut jalan ke kirab lampion yang diadakan oleh Kecamatan Singosari.

Setidaknya ada senyum yang menyungging di pipi saya meskipun mata saya mulai merem melek. Karena  karnaval di muali pukul 7 sialnya saya baru berangkat dari malang kota pukul 7 juga. Macetnya naudzubilah dan saya memilih untuk parkir di dekat lapangan tumapel yang menjadi finish kirab lampion ini. Karena jarak yang memang tidak dekat membuat kirab baru melewati tempat saya melihat pda malam hari sekitar pukul 9 malam. Namun kekurangan tersebut masih terobati karena adanya orkes yang bertabur artis yang suara dan badannya yang aduhai.

Sebelum acara selesai saya memilih untuk pulang terlebih dahulu tepatnya pukul setengah sebelas, karena keesokan harinya harus bangun pagi dan bergeser ke acara Malang Tempo Doeloe. Di acara Malang Tempo Doeloe yang sudah tidak hadir lagi di beberapa tahun belakang ini membuat rasa penasaran mulai memuncak. Tepat pukul 9 saya berangkat dari basecamp, dan anda tahu ramenya lebih dari acara singosari semalam. Ya memang disadari ada keterlambatan kehadiran jadi saya kehilangan momen marut kelapa yang dihadiri oleh walikota Malang, menteri pendidikan dan berbagai jajaran pejabat provinsi maupun pusat.
Foto Pungkas Nurrohman.

Foto Pungkas Nurrohman.
Meskipun terlambat tidak mengurangi kans dari acara tersebut. Saya masih bisa menikmati sensasi jalan-jalan di tempo dulu. Dengan konsep yang digagas oleh penyelenggara yang mewajibkan pengunjung meskipun pemilik stand berpakaian tempo dulu ini membuat sensasi tersebut hadir tanpa paksaan. Setelah kunjungan event selesai badan mulai lemas, dan berujung sakit selama semalam. Mungkin dari hal ini dapat dipetik sedikit pelajaran, untuk tidak memaksakan badan untuk jalan-jalan. Apalah arti hati senang jika berujung badan meriang.

0 comments:

Post a Comment