Kerja dalam Sebuah Passion
Ini adaah pertama kalinya aku menulis di bulan yang dingin
ini. Bulan yang bertepatan dengan bulan Syawal di tahun hijriah ini ada event besar di area Malang Kota. Event yang di gelar oleh pemerintah kota
seluruh Indonesia ini terlaksana dengan gegap gempita. Abah Anton sebagai
walikota Malang tak luput dengan pakaian dan udeng malangan-nya. Salah satu
kekaguman seorang Pungkas Nurrohman di dalam serangkaian acara yang disajikan
oleh Diskominfo Kota Malang yaitu pada pawai budaya. Saya selalu mengagumi
keluhuran ibarat diajak menaiki bianglala. Alasan simple saya mengagumi sebuah budaya karena pasti ada nilai kearifan
lokal yang tercermin dari sebuah hasil kebudayaan. Hasil kebudayaan yang saya
maksut disini yaitu kesenian-kesenian seperti seni tari, topeng dan seni musik
yang sarat akan nilai kearifan lokal.
Melihat satu kebudayaan yang tersaji saja sudah menjadi
keuntungan dan kebanggaan tersendiri bagi saya. Serasa di manja dengan
filosofi-filosofi asli daerah dimana budaya tersebut berasal. Lha kalau hari ini
ada 59 dari total 98 peserta Apeksi yang mengikuti pawai budaya. Terbayangkan
rasanya jika para pembaca menjadi saya?. Dimomen ini juga saya dibekali kamera
sama “web sebelah”. Memang tidak hanya untuk bersenang-senang tapi untuk kerja.
Namun kerjaan kali ini ibarat harus ada tanda sama dengan diantara kata “kerja”
dan “bersenang-senang”. Menjepret
gambar manusia saling bercengkerama dengan mengenakan 2 pakaian adat yang sudah
dipastikan berbeda sangat bertunggal ika ditengah kebhinekaan negri ini.
Unik-unik? pasti, seneng-seneng? pasti, capek-capek? pasti,
kerjaan beres? Pasti!. Inilah kerjaan yang paling saya dambakan sejak kelas 2
SMA. Kerja capek namun hati senang. Yah bisa dibilang sebelas dua belas dengan
rekreasi. Memang duitnya yang dihasilkan tak seberapa. Tapi kekecewaan dari
sifat materialistik saya sudah tertutup dengan passion yang udah mulai terfasilitasi setidaknya dengan jepret sana, jepret sini, cari bahan sana, cari bahan sini, pusing sana, pusing
sini. Saya sudah masuk lebih dalam dengan passion
yang saya miliki. Itulah impian hidup yang irasional namun terwujud.
0 comments:
Post a Comment