July 01, 2017 Pungkas nurrohman
Kemaren nih abis lebaran saya
seperti biasa pingin banget ngunjungin tempat yang barusan saya review. Sengaja saya ringkas jadi satu
artikel, soalnya beberapa informasi memang sudah saya jlentrehkan pada artikel di web sebelah. Jadi kemaren tuh saya
sempetin jalan-jalan nebeng keluarga kakak. Destinasi yang saya tuju adalah
Boon Pring di daerah Turen dan keesokan harinya dilanjut ke Budug Asu di
Singosari.
|
Dari Puncak Budug Asu |
Entahnya memang Boon Pring ini
merupakan destinasi semi air yang udah ada sejak dulu atau baru. Di beberapa
artikel yang saya baca nih tempat merupakan bendungan yang tergolong baru. Modal
awal dari wana wisata yang lumrah di temui di negri tirai bambu atau hutan Arashiyama
Jepang ini adalah sumber air yang ada di sebelah utara danau Boon Pring. Satu kesan
untuk inisiator tempat ini adalah kreatifnya kebangetan. Dari sumber air yang
sesederhana itu dia menaburkan sedikit bubuk ide kreatif dan jadilah danau
dengan danau di tengahnya dan rentetan pohon bambu di pinggirnya. Kalau di
lihat dari model destanasinya sih sangat recommended
buat prewed. Dengan aksen lampion
yang menggantung di bambu seakan ada efek festival buat hutan bambu yang secara
kasat mata sangat biasa. Dari akses menuju lokasinya pun bisa di tempuh dengan
roda 4 ataupun roda 2. Saya kasi ancer-ancer
ya (sudah lama nih kosakata gak pernah muncul di artikel saya, takut kena koreksi
editor kalo di web sebelah) kalau anda dari Turen anda bisa menuju ke
perempatan Sanankerto. Jika belok kiri menuju Masjid Tiban, anda harus berbelok
ke kanan. Ikutin jalan saja pasti sampai lokasi. Jika ragu-ragu anda dapat
bertanya dengan warga lokal lokasi Boon Pring Andeman.
|
Perahu Bebek Keliling Pulau Putri |
|
Jembatan Menuju Putri Sekar Sari |
|
View Pulau Sekarsari dari Seberang |
|
Angkutan Tossa Untuk Pengunjung |
Keesokan harinya saya lanjut ke
Budug Asu. Dengan view Master padang savana dan hutan pinus membuat destinasi
yang tak jauh dari BBIB Singosari ini laris di kunjungi wisatawan. jika anda
berdompet tebal sangat saya rekomendasikan untuk menyewa jeep atau motor trail. Karena
jika anda memaksakan motor yang tidak seharusnya melalui jalur mati atau offroad anda harus berjalan sejauh
kurang lebih 2-3 kilometer. Pada waktu itu saya memilih lewat jalur BBIB (Balai
Benih Inseminasi Buatan) karena ponakan udah familiar dengan jalur tersebut,
ketimbang lewat jalur kebun teh. Akses jalan kakinya ada 2 rute, rute pertama
menanjak keatas namun langsung sampai di Camp
Area jalur kedua anda harus memutar namun tidak terlalu menanjak. Jika anda
mengajak anak kecil atau orang yang jarang hiking sangat saya rekomendasikan
melalui jalur memutar. Pilihan jalur ini baru muncul sewaktu anda memasuki
lokasi loket. Pada waktu itu saya memilih jalur menanjak, dengan kemiringan
antara 45-90 derajat ini dapat membuat jantung berdebar. Apalagi kalau jarang hiking sangat riskan rasanya jika
mengajak usia non remaja melalui jalur ini.
|
Keren Kan?
|
|
Ini agak Gemeter bawahnya Tinggi banget |
|
Ini diambil dari jalur yang agak terjal, kayak foto di Pinggir Jurang |
Dari kedua destanasi yang saya
kunjungi membuat ada kesan tersendiri tentang sesuatu yang sudah saya review
namun belum dikunjungi. Ibarat makanan tanpa saya incip saya hanya meminta
pendapat mereka yang sudah mengincip dan menyimpulkan rasanya. Namun kemaren
tuhan memberikan saya kesempatan untuk mencoba sendiri makanan yang katanya
manis seperti Budug Asu namun ada sudut pandang lain yang dapat di angkat dari
sisi manis tersebut. Unsur keselamatan pengunjung misalnya.
0 comments:
Post a Comment