Coro merupakan bahasa jawa dari kecoak, omong coro bermakna omongan ngelantur tapi dapat dinyatakan jujur. Maka ketenangan serupa apa lagi yang dicari di dunia yang fana ini selain kejujuran. Tulisan berikut merupakan contoh dari omong coro.

Search This Blog

Translate

About Me

My photo
Hi, saya pungkas nurrohman yang mencoba dewasa dengan jalan-jalan

Wednesday, 17 May 2017

Diary Bulanan Tanpa Referensi Liburan




Sebulan sudah blog ini belum ada update-an, ditengarai gak pernah maen kemana-mana. Selain hal tersebut ada ribuan alasan yang membutuhkan kalimat banyak untuk sekedar menyebutkan. Dari pada menjelaskan “kulit” saja mendingan saya menjelaskan “isi” saja. Jadi selama sebulan kemarin saya cukup banyak mendapatkan PR yang harus di selesaikan. Selain mengisi konten di web sebelah saya juga dapat kerjaan ngisi konten di web yang memiliki nama berawalan Lingkar juga. Capek pastinya tapi tetep seneng aja ngerjainnya, karena saya menyelipkan kata keren pada pekerjaan tersebut. Kemarin ini saya juga berkesempatan untuk menonton konser, mulai konser band rock yang musiknya cenderung seperti sound track nya film sampai konsernya Raisa.

Di kedua konser yang diselenggarakan di gedung Graha Cakrawala UM ini memiliki perbedaan yang sangat mencolok. Pertama dari segi penonton, di konser band rock Dragon Force penontonnya dikit banget sampek sampek di klas festival bisa buat lari-larian. Kejadian mungkin di sebabkan jadwal manggung yang ketubruk dengan hummer sonic di Jakarta, jadinya moshing pun gak ada feelnya. Kalau di konsernya Raisa yang di adakan oleh anak SMAN 1 Malang beuh satu gedung sampai tribun pun full penonton. Tapi ya gitu saya yang gak pernah nonton konser ber-genre mendayu-dayu semacam itu jadi salah tingkah pas Raisa nyanyi. Bingung mau ngapain, mau desak-desakan sama cabe-cabean sebelah entar takut di ingetin umur.

Selain nonton konser di bulan ini juga saya sempat ngafe ke Travel Mie. Konsep kafe yang sengaja di buat seperti camp area ini membuat ngidam pingin ke sana. Di tambah lagi dengan iming-iming ada konser yang terjadwal dan tertulis di info yang pernah saya baca di line bikin kepincut pingin kesana. Tapi kekecewaan boleh dibilang menjadi sedikit memberikan kesan cacat pada kunjungan saya ke travel mie ini. karena fakta tak seindah wacana yang di publish di sosial media, live music yang seharusnya ada faktanya stage-nya pun amsyong. Terlepas dari satu kekurangan yang lebih tepat di sebut kebohongan itu, saya sudah puas karena sudah mengunjungi kafe dengan konsep unik tersebut.

Ada satu hal lagi yang layak saya cantumkan di blog yang kece badai ini. yaitu jalan-jalan ke CFD Ijen dan safari taman dengan jalan kaki. Lama rasanya gak jalan kaki sejauh minggu pagi kemarin, di pikiran saya mumpung hari minggu saya tidur di Jl. Tampomas yang deket dengan Jl. Ijen dan puluhan taman di sekitarnya saya sempatkan untuk CFD an. Berangkatnya kesiangan sih, but it’s okey. Rute jalan-jalan di pagi itu keliling CFD Ijen lalu belok ke Jalan Semeru untuk foto narsis di Taman Slamet. Foto udah banyak di Taman Slamet mlipir tipis lewat Jalan Welirang menuju Taman Terompet yang lebih layak disebut taman gramaphon. Karena kurangnya tempat berteduh di Taman Terompet ini kita langsung jalan ke Hutan Kota Malabar. Ini adalah kali pertama saya ke hutan yang pernah mendapat kritik keras dari para aktivis karena akan di renovasi. Kesan dingin dan nyaman di hutan kota ini menjadi akhir perjalanan yang lumayan melelahkan dan panas di siang bolong itu.

0 comments:

Post a Comment