Coro merupakan bahasa jawa dari kecoak, omong coro bermakna omongan ngelantur tapi dapat dinyatakan jujur. Maka ketenangan serupa apa lagi yang dicari di dunia yang fana ini selain kejujuran. Tulisan berikut merupakan contoh dari omong coro.

Search This Blog

Translate

About Me

My photo
Hi, saya pungkas nurrohman yang mencoba dewasa dengan jalan-jalan

Friday, 24 March 2017

Halan-Halan Ke Kampung Warna Jodipan



Hai hai.... seperti di artikel sebelumnya minggu kemarin saya jalan-jalan. Nah kali ini saya mau menulis review tempat wisata yang udah masyhur di Kota Malang seperti di gambar atas. Ya bener banget Kampung Warna Jodipan (KWJ). Di daerah Jodipan ini sebenarnya ada dua kampung yang disulap menjadi wisata. yang di sebelah selatan sungai disebut Kampung Warna Jodipan sedangkan di utara sungai di berikan nama Kampung Tridi alias Kampung Tiga Dimensi. Meskipun menjadi satu area jika anda ingin mengunjungi kedua tempat ini harus membayar 2 kali. Mungkin karang taruna pengelolanya dari 2 kampung berbeda juga kali ya. Ada hal unik dari sistem pembayaran, jangan berharap anda membeli tiket seperti di kebanyakan tempat wisata di kedua kampung yang terletak di jembatan jalan Gatot Subroto ini. Karna anda akan menemui ibu-ibu penjual tiket di pintu masuk menuju Kampung Warna yang berpenampilan seadanya dan memberikan stiker sebagai tiket masuk anda. It’s mean anda bukan sedang membayar tiket masuk melainkan anda membeli stiker untuk kenang-kenangan dengan harga sedikit lebih mahal namun anda di suguhkan pengalaman baru.

Foto jembatan Jl. Gatot Subroto di lihat dari bawah
Sayangnya di artikel kali ini saya hanya melakukan ulasan tentang Kampung Warna Jodipan saja tanpa mengulas Kampung Tridi. Ya tau lah karakter kepenulisan saya di blog satu ini, memang harus tempat yang saya kunjungin sendiri bukan rewriting dari tulisan orang lain. Kembali ke Kampung Warna Jodipan Malang yang memang di sulap menjadi layaknya di Amerika Latin yang berwarna warni. Awalnya kampung ini adalah kampung biasa yang berada di bantaran sungai, namun setelah adanya program dari pabrik cat yang bekerja sama dengan UMM dan Pemerintah Kota Malang, maka kampung ini disulap menjadi kampung warna warni yang terkesan mencolok jika di lihat dari atas jembatan. Dan pastinya ide semacam ini baru tercetus bersamaan dengan booming-nya sosial media. Kalau gak salah, Kampung Warna ini baru diresmikan pada tahun 2015 oleh Wali Kota Malang. Makanya jangan heran kalau disini banyak yang sibuk dengan kamera DSLR atau smart phone.


Gambar Moster Inc. pada salah satu rumah
Selain beberapa keunikan yang telah saya tulis diatas bagi anda yang berasal dari luar Malang dan berwisata tanpa mengendarai kendaraan pribadi, akses menuju kampung wisata ini cukup mudah. Karna anda dapat menaiki angkot dengan trayek AG jika anda dari terminal Arjosari ataupun dari stasiun Kota Baru. Selain akses yang mudah jika anda pingin jajanan murah dengan level street foodnya Kota Malang juga bisa mendapatkannya dikampung ini. Mulai sempol, pisang goreng jumbo sampai gulali dapat anda temui di dalam kampung ini. Fasilitas wisata pun juga sudah lengkap di sini toilet, mushola, tempat makan, minum sampai tempat duduk pun tersedia dengan konsep warna warninya tentunya. Namun seperti yang saya sebut diatas sih hanya loket saja yang tidak ada di kampung ini. Hehehehe.

0 comments:

Post a Comment