Coro merupakan bahasa jawa dari kecoak, omong coro bermakna omongan ngelantur tapi dapat dinyatakan jujur. Maka ketenangan serupa apa lagi yang dicari di dunia yang fana ini selain kejujuran. Tulisan berikut merupakan contoh dari omong coro.

Search This Blog

Translate

About Me

My photo
Hi, saya pungkas nurrohman yang mencoba dewasa dengan jalan-jalan

Thursday, 20 October 2016

Romantisme Perjalanan dengan Si Pitung Episode 3


Perjalananpun saya lanjutkan, singkat kata sampailah saya di sidoarjo. Sangking semangatnya saya pun mulai bertanya lokasi alamat yang akan saya tuju. Disini muncul hal unik, kan alamat teman saya ini di cemeng bakalan. Ini nih yang membuat keunikan tersendiri, cemeng dengan pengucapan e-nya seperti “enggan” dalam bahasa indonesia berarti hitam (bahasa kromo). Tapi beda lagi jika huruf e keduanya di baca seperti huruf e pada kata “era” akan berarti anak kucing. Pada waktu itu saya mulai dengan pedenya bertanya dengan kalimat yang bermakna anak kucing. Bapak-bapak yang saya tanyain clingak clinguk kayak tidak mengenal tempat tersebut. Dan saya pun mencecar bapak-bapak ini dengan pertanyaan lanjutan. “ini  sidoarjo kan pak?”, “lho belum mas, sidoarjo masih 3 kiloan lagi”.
Dan saya pun berterimakasih dan nyeludur. Sekitar 7 kilo saya pun mulai mencari korabn untuk saya berikan pertanyaan seperti halnya pandji pada acara tv jadul. Saya menemukan penjajah gado-gado dan sayapun mulai mengajukan pertanyaan perihal lokasi desa tersebut. Dan bapak tersebut tidak tahu pertanyaan keduapun saya luncurkan. Dan benar ini memang sidoarjo, tapi kok gak ngerti? Terbesit penyebutan nama cemeng tadi di otak saya. Saya mencoba mengganti pengucapannya dan memang benar yang saya rasakan sejak awal saya salah ucap nama desa tersebut.
Memasuki sidoarjo mulai terasa hiruk pikuk kota besar yang glamour dan keras. Kanan kiri ada mall yang megah dan mewah di samping mall tersebut ada kuli angkut, tukang becak dan pekerja rendahan lainnya yang berperawakan lusuh. Terlepas dari kedua hal tersebut si pitung rupanya enjoy di ajak city tour dengan saya. Sepanjang ini hanya ada satu trouble di pandaan yang sudah saya ceritakan diatas. Dan akhirnya setelah menempuh perjalanan jauh sampailah saya di rumah teman saya yang bernama pak wahyudi.
Planning awal saya setelah dari sini saya bergeser ke surabaya menginap di asrama putra kalsel untuk menemui mamat kawan kuliah dulu. Setelah beberapa jam di rumah pak yudi saya pun mulai nge-chat mamat. Dan sialnya dia bilang masih di kantor, “ah matilah sudah aku di tengah kota ini” jerit hati saya yang mulai linglung lagi karna balasan dari kawan saya satu ini. setelah menunggu beberapa menit, teman saya tadi bilang sudah di kantor pajak wonokromo saya di suruh kesana. Dan benar saja kata pak yudi dari rumahnya ke wonokromo itu kira2 30 menit sudah sampai. Dengan kapasitas kecepatan yang dimiliki sipitung tentunya.

Setelah 30 menit perjalanan sayapun sampai di pintu air jagir yang menjadi lokasi pilihan untuk bertemu dengan teman saya. Setelah menunggu beberapa mennit teman saya pun mulai sayup-sayup terlihat. Seperti halnya sebuah tokoh pahlawan di adegan film zorro, bedanya kalo zorro naik kuda tapi temen saya naik motor. Lalu teman saya langsung mengajak saya ke asrama kalsel yang terletak tidak jauh dari pintu air tersebut. Dengan bernafas lega saya pun berucap alhamdulilah.

0 comments:

Post a Comment