Coro merupakan bahasa jawa dari kecoak, omong coro bermakna omongan ngelantur tapi dapat dinyatakan jujur. Maka ketenangan serupa apa lagi yang dicari di dunia yang fana ini selain kejujuran. Tulisan berikut merupakan contoh dari omong coro.

Search This Blog

Translate

About Me

My photo
Hi, saya pungkas nurrohman yang mencoba dewasa dengan jalan-jalan

Thursday, 19 March 2015

Earth Hour Versus Hari Raya Nyepi



                Pada Tanggal 29 Maret yang bertepatan dengan malam minggu jam 20.30 sampai 21.30 di balaikota malang para masyarakat kota melakukan tradisi yang termasuk baru yaitu earth hour. Earth hour adalah tradisi untuk mematikan lampu yang bertujuan untuk menghemat listrik. penghematan listrik ini di tengarai untuk meminimalisir pemakaian energi yang dapat merusak bumi.  Kebiasaan ini atau lebih baik di anggap perayaan ini tidak hanya di lakukan di indonesia saja bahkan dibeberapa kota besar dunia seperti paris dengan mematikan lampu yang menerangi menara eifel, new york dengan mematkan lampu di sekitar patung liberty dan kota-kota besar lainnya.
                Di sisi lainnya pada tanggal 31 maret para umat hindu merayakan hari raya nyepi yang di peringati setiap tahun sekali. Perayaan nyepi dilakukan untuk memberikan keseimbangan antara manusia dengan alam dan manusia dengan penciptanya. Pada perayaan ini para pemeluk agama hindu tidak melakuka beberapa aktivitas yang salah satunya amati geni yang berarti mematikan penerangan (lampu). Mereka melakukan ritual ini 24 jam terhitung mulai jam 6 pagi tanggal 1 tahun baru saka sampai 6 pagi keesokan harinya. Enth hal ini hanya dilakukan oleh umat hindu yang berada di indonesia saja atau umat hindu dibelahan dunia yang lain.
                Kedua ritual ini sama-sama mematikan lampu dan berhemat energi. Namun para pelaku perayaan ini memiliki niat yang berbeda. Pada pelaku perayaan earth hour memang melakukan hal itu untuk mengurangi pemakaian listrik yang dapat berimbas pada pelestarian bumi. sedangkan pada pemeluk agama hindu memenuhi kewajibannya sebagai pemeluk agama. Dari kedua niat yang berbeda tersebut menghasilkan publikasi yang berbeda pula. Pembaca dapat mengmbil contoh berita yang beredar paska perayaan earth hour, kebanyakan pewarta mempulikasikan penghematan listrik yang dapat dihemat setelah terjadinya earth hour, dan mereka juga mempublish hiruk pikuk warga kota dalam melaksanakan tradisi itu. Lain halnya dengan pubikasi terhadap hari raya nyepi yang melulu menuturkan tujuan adanya hari raya tersebut.
                Memang fenomena seperti ini sudah layak di perlakuka di negeri ini. Kita lebih memeriahkan budaya pendatang ketimbang mempertahankan budaya yang mungkin lebih efekif untuk menghadapi permasalah yang ada. Mungkin pembaca dapat membayangkan berapa juta energi yang bisa di hemat ketika perayaan nyepi (dalam hal ini penulis tidak hanya menyoroti penggunan energi listrik dan juga energi lain), ketimbang pada perayaan earth hour. Bahkan menurut hemat saya pada perayaan earth hour tidak ada yang bisa di hemat. Karna kebanyakan kota di dunia melakukan perayaan dengan mematikan lampu saja tetapi menggunakan energi lain untuk mengisi acara tersebut. Seperti contoh misalnya di balaikot malang mereka memang mematikan lampu, tetapi lain halnya dengan sound system yang ada dan beberapa atraksi yang menggunakan api. Memang ada penghematan energi pada listrik tetapi pada energi lain seperti bahan bakar yang mereka gunakan menuju lokasi kegiatan mereka tidak melakukannya. Tetapi jika kita lihat pada hari raya nyepi, mereka memang tidak menggunkan api maupun energi lain. Karna para pemeluk agama hindu merayakannya dengan berdiam diri di dalam rumah.Dari kedua contoh kecil tersebut penulis mencoba untuk mengajak pembaca berpikir secara cerdas. Tentang adanya tradisi untuk mengerem penggunaan energi ini memang sudah ada dari nenek moyang kita.

2 comments:

  1. Halo.
    Mungkin meluruskan sedikit. Kampanye Earth Hour berfokus pada penghematan listrik atau mematikan energi listrik yang tidak terpakai :)

    Dan yang terpenting, bukan soal satu jam aka lamanya lampu dimatikan tetapi bagaimana Earth Hour ini menjadi gaya hidup yang berkelanjuta .

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya mbak kalo memang fokusnya ke situ kenapa harus ada jam untuk mematikan lampu bersamaan?
      paling sakit hati pas kmaren ini mbak, di balikpapan kan udah sering lampu mati. kmaren pas malming di kantor pemerintah sok2an ngerayain.

      Delete