Ronde Jajanan Traditional in Java
Ya ronde merupakan
jajanan khas masyarakat jawa. Yang saat ini mulai punah dengan hadirnya beragam
variasi makanan yang muali masuk dalam selera masyarakat pribumi yang mulai
modern. Pada malam ini saya akan menceritakan
pengalaman saya dalam mencicipi makanan yang pernah saya cicipi sekitar 10
tahun yang lalu.
Malam ini di depan rumah sakit bhayangkara tulungagung saya
menemukan makanan yang namanya sangat familiar di dengar yaitu ronde. Ronde
merupakan salah satu varian makanan kuno yang mulai jarang di temui di kota
besar. Seperti kota tempat kelahiran saya yaitu malang, penjaja ronde sangat
jarang di temui. Mungkin di kota malang memang bukan tempat kelahiran ronde
atau mungkin juga adanya berbagai macam makanan yang dapat di jajakan membuat
para penjaja camilan enggan untuk menjajakan makanan kuno yang satu ini.
Penjual ronde dengan ciri khas memakai lampu iblik atau cempluk (dalam bahasa jawa) dan juga memakai gerobak yang mirip
seperti penjual bakso, membuat rasa penasaran saya untuk mencicipi makanan yang jarang di temui di kota malang ini. Di
temani dengan redupnya lampu iblik
dan asap yang keluar dari kompor yang memasak air jahe saya mulai menyantap
ronde. Perpaduan rasa kacang, jenang sum-sum dan tepung kanji yang di bentuk
kotak dengan disiram air jahe rasanya sama persis dengan malam 10 tahun yang
lalu. Ketika saya di belikan ronde oleh bapak di alun-alun nganjuk. Oke kita
balik dengan ronde , ronde dengan kemasan yang masih kuno dengan mangkuk kecil
dibawahnya di beri piring kecil untuk mempermudah penikmat ronde dalam memegang
mangkuk. Semangkuk ronde ini cukup murah yaitu Rp.3000 pada tahun 2014.Sekian
tulisan saya tentang jajanan yang pernah saya nikmati di tulungagung.
wah terjangkau sekali ya, jadi kangen makan ronde dan sekoteng juga nih :D
ReplyDeleteRonde memang lumayan nostalgic
Delete