Coro merupakan bahasa jawa dari kecoak, omong coro bermakna omongan ngelantur tapi dapat dinyatakan jujur. Maka ketenangan serupa apa lagi yang dicari di dunia yang fana ini selain kejujuran. Tulisan berikut merupakan contoh dari omong coro.

Search This Blog

Translate

About Me

My photo
Hi, saya pungkas nurrohman yang mencoba dewasa dengan jalan-jalan

Sunday, 10 March 2013

Sumber Maron



Hai guys, kali ini saya akan bercerita tentang salah satu sumber yang ada di kabupaten malang. Sebetulnya sumber ini sudah lama terbentuk tapi baru populer pada dua tahun terakhir ini. Secara administratif sumber ini terletak di kelurahan karang suko kecamatan gondanglegi kabupaten malang.

            Pagi ini aku mulai memanasi motor untuk melaju menuju lokasi yang jaraknya tidak seberapa jauh dari rumah (kemungkinan 8-10 KM), Karna cuma beda kecamatan aja kalo dari rumah. 5 menit berlalu aku mulai menggeber motor happy menuju jalan yang sering aku lewati pada 3 tahun semasa sma dan aku mulai bernostalgia dengan jalan yang aku lewati. Meskipun mulai banyak pembangunan tapi tak mengurangi keindahan hijaunya sawah di kanan kiri jalan ini.
            Setelah sampai di perempatan menuju lokasi aku mulai menghubungi farid (temen waktu sma). Setelah sekitar 15 menit menunggu dia mulai muncul dengan skuter maticnya, dan kita langsung capcus ke lokasi. Setelah sampai di parkiran motor saya mulai penasaran dengan yang di ceritakan kebanyakan orang yang katanya lebih bagus dari sumber taman yang lebih dahulu populer dan letaknya tidak jauh dari sini. Setelah sampai sumbernya mataku mulai terbelalak dan segala umpatan keluar secara otomatis dari mulutku. Karna sumber ini menurutku lebih jelek dari sumber taman yang tempat berenangnya lebih luas.Setelah puas mengeluarkan semua perbendaharaan kata umpatanku aku dan farid memilih untuk menghabiskan waktu di warung kopi yang berdiri di samping sumber.
Setelah puas bercerita tentang kuliah dan pengalaman yang kami punya setelah lulus dari sma, farid pun mulai bercerita kalau sumber ini yang bagus memang bukan tempat berenangnya. Tetapi, dibawah sana (buangan sumber) setelah pembangkit listrik itu ada semacam air terjun yang biasanya warga di sini menyebut grojogan sewu. Setelah kopi habis sayapun langsung mengajak farid untuk berjalan menuju coban sewu tersebut. perjalanan menuju lokasi berlumpur seperti halnya berjalan di pematang sawah. Setelah 5 menit berjalan saya pun mulai mengeluarkan kata “ it’s amazing ” tapi sayang gak bawa kamera. Di tempat ini seperti halnya aliran sungai yang berbentuk miring (ya iyalah namanya aja air terjun). Air terjun ini memiliki kitinggian 5-6 meter tapi Cuma mempunyai sudut kemiringan sekitar 60 derajat.
Setelah puas memanjakan mata, kamipun bergegas untuk pulang. Tapi di perjalanan farid ngomong kalo di tempat parkir nanti langsung kasi seribu aja gak usah tanya berapa. Karna kalo tanya dulu biasanya di tarif dua ribu.

0 comments:

Post a Comment