Menyusuri Indahnya Pantai Sukamade
Mungkin bagi para pembaca nama
pantai sukamade masih sangat asing di dengar. Pantai sukamade adalah salah satu
pantai yang dimiliki oleh Taman Nasional Meru Betiri (TNMB) Jember. Pantai
sukamade ini merupakan salah satu tempat konservasi penyu di indonesia. Di
pantai ini pembaca dapat melihat secara live proses peneluran dan penetasan
penyu.
Di tengah malam ini kita melakukan
upacara pelepasan di depan sekretariat IMPALA Unibraw. Pada tengah malam ini
jargon Bravo dari sang Ketum menandakan petualangan kali ini di restui untuk di
mulai. Setelah upacara pelepasan kitapun langsung bergegas untuk menenteng
ransel yang kita bawa dan menunggangi motor-motor kita.
Kami berangkat melalui
jalur utara (Malang-Pasuruan-Probolinggo-Jember-Banyuwangi) yang situasinya
cukup menantang karna dilalui oleh truk besar dan kondisi aspalnya mirip jalur
pantura yang masih dalam proyek pengerjaan. Namun, jalur ini cukup di
rekomendasikan untuk perjalanan malam dari pada memakai jalur timur. Karna,
jika kita melakukan perjalanan malam melewati jalur timur
(Malang-Lumajang-Jember-Banyuwangi) kita akan di suguhi jalan yang berliku-liku
dan juga berkabut, berb
eda dengan jalur yang kita lewati
pada kali ini. Jalur yang kita lewati ini lewat jalur kota dan memiliki
kelebihan banyak SPBU yang dapat anda fungsikan sebagai tempat istirahat jika
anda lelah dalam perjalanan.
Setelah menggeber motor
kurang lebih 12 jam (termasuk berhenti untuk ishoma) kami pun masuk pos
Perizinan untuk masuk gerbang TNMB. Dengan bangga kami berpose di depan gapura
selamat datang, dan kami melaksanakan sholat berjamaah di mushola samping pos
perizinan tersebut. di pos ini anda dapat beristirahat dan melakukan relaksasi
di pantai sebelum pos tersebut anda lewati (kurang lebih 1 Km dari gapura). Di
pos ini anda dapat melihat tarif-tarif yang dikenakan, kalau kita masuk ke TNMB
cuma bayar Rp.2000/kepala karna kami sudah berkoordinasi dengan pihak TNMB dan
juga kami kan dari organisasi MAPALA jadi ya gitu deh......
Setelah kami puas membuang
rasa capek yang kami idap selama perjalanan salah satu dari kamipun bertanya
kepada ranger yang sedang menjaga pos
kisaran waktu yang ditempuh untuk ke pantai suka made. Dan bapak ranger-nya menjawab kalo makek motor
sekitar 2-3 jam. Okey kita akan hajar
trek berbatu ini dan perkiraan sampai di sukamade adalah jam 7. Kamipun
langsung beranjak dari posisi duduk yang PW (Posisi Wenak*red.) dan berpindah
ke sadel motor kami. Bagi pembaca disarankan untuk tidak berlama-lama melepas
penat di pos ini karna jika anda kelamaan untuk beristirahat anda akan
kemalaman di tengah jalan yang berbatu dan berdebu.
Setelah beroffroad dengan motor bebek dan metik
yang kira-kira 2 jam perjalanan dari pos gapura tadi, kami melewati pos yang
berpelang. Jika anda bertemu dengan penjaga di pos ini anda sebaiknya meminta
antar ke kawasan peneluran dan penetasan penyu. Karna setelah melewati pos ini
anda akan melintasi hutan dan juga sungai kecil, yang mau gak mau harus anda
lewati. Setelah kira-kira pukul menunjukkan 20.00 kami sampai juga di kawasan
konservasi sukamade, lokasi ini berisi banyak bungalow untuk para wisatawan,
lokasi ini sangat cocok sekali untuk tempat menginap, karna tempat ini adalah
daerah yang paling dekat dengan pantai sukamade. Dan di samping-samping
bungalow terdapat hutan yang sangat indah dan sangat tepat untuk menyegarkan
fikiran, di hutan ini juga terdapat satwa-satwa liar yang masih sering
berkeliaran seperti monyet, burung krangkok, dll.
Sekarang
pukul 22.00 dan waktunya untuk melihat moment penyu bertelur, kami bersama
rombongan wisatawan lain dan di dampingi petugas taman nasional bertolak menuju
pantai sukamade. Jalur menuju pantai lumayan nyaman untuk pejalan kaki tetapi
kita harus menembus hutan belantara agar dapat sampai di pantai sukamade.
Setelah 30 menit perjalan kami pun sampai di pantai dan sang petugas TNMB
menyuruh kita untuk berhenti di pintu gerbang pantai dan kami pun menunggu
dengan duduk di atas pasir pantai. Setelah sekian lama menunggu kamipun
mendapat isyarat bahwa penyunya telah berlabuh di pantai dan kami diperkenankan
untuk berjalan lebih dekat dengan indukan yang sedang bertelur. Setelah
menunggu lebih cepat dari menunggu yang sebelumnya kamipun dapat melihat dengan
langsung proses bertelur si indukan penyu hijau. Setelah puas melihat proses
bertelur kamipun beranjak ke bungalow dan melaksanakan prosesi tidur.
Setelah kami tidur nyenyak
semalam, kami langsung melakukan SPI (senam Pagi Impala), setelah itu kami
melakukan sarapan pagi yang dapat terpenuhi dengan cara memasak sendiri.
Setelah masak kami melakukan pembongkaran telur-telur penyu, pembongkaran ini
bertujuan untuk mengambil telur-telur yang tidak jadi alias busuk dan mengambil
telur tersebut. pembongkaran ini merupakan peristiwa yang kami tunggu-tunggu
karna tidak setiap pengunjung dapat melakukan pembongkaran seperti kami. Karna
pembongkaran ini tidak dapat di lakukan sewaktu-waktu hanya dilakukan 3 bulan
sekali atau ketika sudah tidak ada tempat untuk menaruh telur penyu yang baru.
Peristiwa yang kami tunggu-tunggu adalah ketika kami membongkar kami menemukan
anak penyu yang baru keluar dari telurnya, dan kami mendapat moment tersebut.
Setelah anakan penyu kami
ambil dari dalam kuburnya kamipun membuang telur-telur yang tidak jadi ke
sebuah tempat pembuangan, ternyata setelah kami membuangnya, selang beberapa
menit beberapa hewan buas pun mulai memakan telur-telur tersebut. saya pun
takjub melihat peristiwa tersebut, serasa di kebun binatang. Namun, saya
pribadi merasa sangat ketakutan, karna semakin lama semakin banyak kera dan
biawak yang datang untuk memakan telur tersebut pastinya. Bahkan sampai puluhan
kera berebut telur yang di buang tersebut.
Setelah melihat adegan
menyeramkan tersebut kita langsung menuju adegan selanjutnya, yaitu adegan
pelepasan tuki-tuki (sang anak penyu red.*) kelaut lepas. Kami membawa 50 tuki
untuk dilepas ke laut, uniknya waktu kita melepaskan tuki tersebut kami di
temani seorang bule asal inggris yang bernama sam courage. Ia jauh-jauh dari
eropa memang sengaja ke TNMB untuk melihat pelepasan tuki dan proses
bertelurnya penyu. Di moment ini lagi-lagi kita terperanga oleh ciptaan tuhan
yang imut ini, rasanya sayang untuk melepaskan tuki ini kelaut tapi mau gimana
lagi? demi kelangsungan hidupnya kamipun melepaskan tuki tersebut ke laut
lepas. Ketika tuki tersebut mulai berenang di laut muncullah burung elang yang
bertujuan untuk memangsanya. Sedih rasanya melihat tuki yang kita lepas sudah
ada yang memangsa, dan akhirnya drama alam inipun berakhir dengan sad ending.
Notes:
- jika anda ingin mengunjungi TNMB disarankan untuk menaiki kendaraan
pribadi.
- jika anda berkunjung ke TNMB jangan cuma menyisihkan waktu 3 hari
(minimal 5 atau 6 hari) karna dipastikan anda akan pulang dengan kekecewaan,
karna anda akan capek di perjalanan saja dan juga penyu tidak setiap hari
bertelur di tempat tersebut, tapi “hampir” setiap hari bertelur di pantai
tersebut.
- TNMB bukan cuma wisata yang saya ceritakan yang dapat anda lakukan di
sini namun anda dapat melakukan petualangan lain seperti jungle track dst.
- karna jauh dari perkampungan
sebaiknya anda membawa bekal makan sendiri selama berada di sana
0 comments:
Post a Comment