Coro merupakan bahasa jawa dari kecoak, omong coro bermakna omongan ngelantur tapi dapat dinyatakan jujur. Maka ketenangan serupa apa lagi yang dicari di dunia yang fana ini selain kejujuran. Tulisan berikut merupakan contoh dari omong coro.

Search This Blog

Translate

About Me

My photo
Hi, saya pungkas nurrohman yang mencoba dewasa dengan jalan-jalan

Monday, 8 October 2012

Menyusuri Indahnya Pantai Sukamade




Mungkin bagi para pembaca nama pantai sukamade masih sangat asing di dengar. Pantai sukamade adalah salah satu pantai yang dimiliki oleh Taman Nasional Meru Betiri (TNMB) Jember. Pantai sukamade ini merupakan salah satu tempat konservasi penyu di indonesia. Di pantai ini pembaca dapat melihat secara live proses peneluran dan penetasan penyu.

           


Di tengah malam ini kita melakukan upacara pelepasan di depan sekretariat IMPALA Unibraw. Pada tengah malam ini jargon Bravo dari sang Ketum menandakan petualangan kali ini di restui untuk di mulai. Setelah upacara pelepasan kitapun langsung bergegas untuk menenteng ransel yang kita bawa dan menunggangi motor-motor kita.
            Kami berangkat melalui jalur utara (Malang-Pasuruan-Probolinggo-Jember-Banyuwangi) yang situasinya cukup menantang karna dilalui oleh truk besar dan kondisi aspalnya mirip jalur pantura yang masih dalam proyek pengerjaan. Namun, jalur ini cukup di rekomendasikan untuk perjalanan malam dari pada memakai jalur timur. Karna, jika kita melakukan perjalanan malam melewati jalur timur (Malang-Lumajang-Jember-Banyuwangi) kita akan di suguhi jalan yang berliku-liku dan juga berkabut, berb eda dengan jalur yang kita lewati pada kali ini. Jalur yang kita lewati ini lewat jalur kota dan memiliki kelebihan banyak SPBU yang dapat anda fungsikan sebagai tempat istirahat jika anda lelah dalam perjalanan.

            Setelah menggeber motor kurang lebih 12 jam (termasuk berhenti untuk ishoma) kami pun masuk pos Perizinan untuk masuk gerbang TNMB. Dengan bangga kami berpose di depan gapura selamat datang, dan kami melaksanakan sholat berjamaah di mushola samping pos perizinan tersebut. di pos ini anda dapat beristirahat dan melakukan relaksasi di pantai sebelum pos tersebut anda lewati (kurang lebih 1 Km dari gapura). Di pos ini anda dapat melihat tarif-tarif yang dikenakan, kalau kita masuk ke TNMB cuma bayar Rp.2000/kepala karna kami sudah berkoordinasi dengan pihak TNMB dan juga kami kan dari organisasi MAPALA jadi ya gitu deh......
            Setelah kami puas membuang rasa capek yang kami idap selama perjalanan salah satu dari kamipun bertanya kepada ranger yang sedang menjaga pos kisaran waktu yang ditempuh untuk ke pantai suka made. Dan bapak ranger-nya menjawab kalo makek motor sekitar 2-3 jam. Okey kita akan hajar trek berbatu ini dan perkiraan sampai di sukamade adalah jam 7. Kamipun langsung beranjak dari posisi duduk yang PW (Posisi Wenak*red.) dan berpindah ke sadel motor kami. Bagi pembaca disarankan untuk tidak berlama-lama melepas penat di pos ini karna jika anda kelamaan untuk beristirahat anda akan kemalaman di tengah jalan yang berbatu dan berdebu.
            Setelah beroffroad dengan motor bebek dan metik yang kira-kira 2 jam perjalanan dari pos gapura tadi, kami melewati pos yang berpelang. Jika anda bertemu dengan penjaga di pos ini anda sebaiknya meminta antar ke kawasan peneluran dan penetasan penyu. Karna setelah melewati pos ini anda akan melintasi hutan dan juga sungai kecil, yang mau gak mau harus anda lewati. Setelah kira-kira pukul menunjukkan 20.00 kami sampai juga di kawasan konservasi sukamade, lokasi ini berisi banyak bungalow untuk para wisatawan, lokasi ini sangat cocok sekali untuk tempat menginap, karna tempat ini adalah daerah yang paling dekat dengan pantai sukamade. Dan di samping-samping bungalow terdapat hutan yang sangat indah dan sangat tepat untuk menyegarkan fikiran, di hutan ini juga terdapat satwa-satwa liar yang masih sering berkeliaran seperti monyet, burung krangkok, dll.
            Sekarang pukul 22.00 dan waktunya untuk melihat moment penyu bertelur, kami bersama rombongan wisatawan lain dan di dampingi petugas taman nasional bertolak menuju pantai sukamade. Jalur menuju pantai lumayan nyaman untuk pejalan kaki tetapi kita harus menembus hutan belantara agar dapat sampai di pantai sukamade. Setelah 30 menit perjalan kami pun sampai di pantai dan sang petugas TNMB menyuruh kita untuk berhenti di pintu gerbang pantai dan kami pun menunggu dengan duduk di atas pasir pantai. Setelah sekian lama menunggu kamipun mendapat isyarat bahwa penyunya telah berlabuh di pantai dan kami diperkenankan untuk berjalan lebih dekat dengan indukan yang sedang bertelur. Setelah menunggu lebih cepat dari menunggu yang sebelumnya kamipun dapat melihat dengan langsung proses bertelur si indukan penyu hijau. Setelah puas melihat proses bertelur kamipun beranjak ke bungalow dan melaksanakan prosesi tidur.
            Setelah kami tidur nyenyak semalam, kami langsung melakukan SPI (senam Pagi Impala), setelah itu kami melakukan sarapan pagi yang dapat terpenuhi dengan cara memasak sendiri. Setelah masak kami melakukan pembongkaran telur-telur penyu, pembongkaran ini bertujuan untuk mengambil telur-telur yang tidak jadi alias busuk dan mengambil telur tersebut. pembongkaran ini merupakan peristiwa yang kami tunggu-tunggu karna tidak setiap pengunjung dapat melakukan pembongkaran seperti kami. Karna pembongkaran ini tidak dapat di lakukan sewaktu-waktu hanya dilakukan 3 bulan sekali atau ketika sudah tidak ada tempat untuk menaruh telur penyu yang baru. Peristiwa yang kami tunggu-tunggu adalah ketika kami membongkar kami menemukan anak penyu yang baru keluar dari telurnya, dan kami mendapat moment tersebut.
            Setelah anakan penyu kami ambil dari dalam kuburnya kamipun membuang telur-telur yang tidak jadi ke sebuah tempat pembuangan, ternyata setelah kami membuangnya, selang beberapa menit beberapa hewan buas pun mulai memakan telur-telur tersebut. saya pun takjub melihat peristiwa tersebut, serasa di kebun binatang. Namun, saya pribadi merasa sangat ketakutan, karna semakin lama semakin banyak kera dan biawak yang datang untuk memakan telur tersebut pastinya. Bahkan sampai puluhan kera berebut telur yang di buang tersebut.
            Setelah melihat adegan menyeramkan tersebut kita langsung menuju adegan selanjutnya, yaitu adegan pelepasan tuki-tuki (sang anak penyu red.*) kelaut lepas. Kami membawa 50 tuki untuk dilepas ke laut, uniknya waktu kita melepaskan tuki tersebut kami di temani seorang bule asal inggris yang bernama sam courage. Ia jauh-jauh dari eropa memang sengaja ke TNMB untuk melihat pelepasan tuki dan proses bertelurnya penyu. Di moment ini lagi-lagi kita terperanga oleh ciptaan tuhan yang imut ini, rasanya sayang untuk melepaskan tuki ini kelaut tapi mau gimana lagi? demi kelangsungan hidupnya kamipun melepaskan tuki tersebut ke laut lepas. Ketika tuki tersebut mulai berenang di laut muncullah burung elang yang bertujuan untuk memangsanya. Sedih rasanya melihat tuki yang kita lepas sudah ada yang memangsa, dan akhirnya drama alam inipun berakhir dengan sad ending.










Notes:
- jika anda ingin mengunjungi TNMB disarankan untuk menaiki kendaraan pribadi.
- jika anda berkunjung ke TNMB jangan cuma menyisihkan waktu 3 hari (minimal 5 atau 6 hari) karna dipastikan anda akan pulang dengan kekecewaan, karna anda akan capek di perjalanan saja dan juga penyu tidak setiap hari bertelur di tempat tersebut, tapi “hampir” setiap hari bertelur di pantai tersebut.
- TNMB bukan cuma wisata yang saya ceritakan yang dapat anda lakukan di sini namun anda dapat melakukan petualangan lain seperti jungle track dst.
- karna jauh dari perkampungan sebaiknya anda membawa bekal makan sendiri selama berada di sana

0 comments:

Post a Comment